part 6

1.1K 105 21
                                    

(latihan)

~♥~

Besoknya, hari jum'at. Kelima orang itu sepakat untuk berangkat ke rumah Arya sepulang sekolah, hari ini Tania izin tidak masuk karena ada acara keluarga namun saat sore nanti ia bisa datang untuk latihan.

Arya menghampiri meja milik Rena, meletakan pena yang kemarin ia pinjam dan tak lupa mengucapkan terimakasih.

Gerak-gerik nya itu tak luput dari pengawasan Kenan dan Devan, maka setelah ia kembali ke meja nya setelah sebelumnya berbincang sedikit dengan Rena, Arya langsung di hadapkan dengan tatapan menginterogasi milik kedua orang tersebut.

"kenapa dah lo berdua, aneh banget natap gue kayak gitu."

"lo sejak kapan dekat sama Rena?" tanya Kenan sembari memincingkan matanya.

"hah? Dekat? Perasaan biasa aja."

"gk, lo berdua kek ada something ," tambah Devan.

"sok inggris najis," sembur Kenan sambil melemparkan remasan kertas ke wajah Devan, mengundang tawa dari Arya.

"gk ada apa-apa, gue dekat karena sekedar temen doang."

"yakin nih?" Kenan memastikan.

Dengan mantap Arya mengangguk,"100% yakin."

Kedua sahabatnya percaya, dan berhenti membahas hal itu, bersambung pada topik random mengenai teori mengapa bumi itu bulat lah, kenapa harus ada siang dan malam lah, bahkan sampai siapa suami dari penjaga kantin yang belakangan di gosipkan sudah janda.

"Ar nanti siapin makan yah," ucap Kenan sembari merebahkan kepalanya ke atas meja.

"iyaa tenang aja, bunda udah tau kok."

~♥~

Bel berbunyi nyaring tanda sekolah untuk hari ini telah usai, guru yang mengajar di kelas 12 MIPA 3 baru saja keluar dan siswa siswinya bersiap untuk kembali ke peraduan masing-masing.

Arya melepas almet dan memegangnya, sedikit meregangkan tubuh yang terasa kaku sebelum akhirnya menggendong ransel.

"Ar lo bawa si blacky kan?" itu suara Devan.

"iyaa."

"Rena mending bareng lo aja, soalnya Kenan gk bawa kendaraan jadi dia nebeng ama gue sekalian kita juga mau mampir ke rumah gue buat ngambil keyboard."

Arya mengangguk, "boleh aja sih, emang Rena nya mana?"

"dia lagi ke toilet, tungguin aja paling bentar lagi dateng gue duluan yah hati-hati lo bonceng anak gadis orang bukan kambing perawan," ucap Devan sambil berlalu pergi.

Arya mendengus, "berisik lo."


Setelah kepergian Devan, tinggal ia seorang yang berada di dalam kelas, Arya tidak keberatan. Namun akan lebih baik dia menunggu di luar saja.

Baru saja melewati pintu, ia hampir bertubrukan dengan Rena.

"eh Ar, Devan mana?" tanya gadis itu.

ARENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang