part 63

605 80 28
                                    


Haiii guys...

Selamat pagi, siang, sore malam.

Ayo ayooo tim sad ending mana suaranyaaaa!!
WOOOOOO!

Apa kabar kalian? Baik alhamdulillah.
Lagi sakit? Gapapa semoga cepat sembuh.

Ayo baca yok.

Janji updatenya gercep kayak yang kalian mau.

Happy reading.

~♥~

siang itu Rena baru saja selesai mengurus beberapa hal mengenai organisasi yang ia ikuti, Ray menelphone dan mengatakan ibu nya sudah sembuh setelah sebelumnya menderita penyakit usus buntu, operasi berjalan lancar dan Rena yang memang telah berjanji untuk membayar semua biaya pengobatan tersebut datang ke bank untuk mentrasfer.

Baru saja turun dari taxi gadis itu malah tak sengaja berpas-pasan dengan Kristian di depan gerbang rumahnya sendiri. Merasa bingung, gadis itu melempar senyum.

"siang om," sapanya ramah.

Kristian mengangguk, meneliti penampilan Rena dengan seksama lalu tanpa bicara pergi begitu saja.

Rena yang di tatap demikian jadi merasa tak nyaman, buru-buru ia masuk ke rumah mendapati Jeje dan papa nya sedang duduk di ruang tengah.

"Assalamualaikum, loh tumben pada ngumpul kayak gini?"

Jeje tersenyum melihat Rena datang, "waalaikumsalam, gapapa sekali-kali. Udah selesai urusannya?"

"udah tan, tadi Rena ketemu om Kristian di depan, habis dari sini?"

Jean tampak mengangguk, "tadi ada perlu, kamu udah makan siang?"

"udah tadi mampir bentar, Ngomongin apa emang?"

"bisnis, mending kamu temenin Arsen main dari tadi dia nanyain kamu kapan pulang."

Rena mengangguk saja, segera menaiki tangga dan menuju kamar adiknya. Membuka pintu perlahan mendapati Arsen malah tertidur pulas di atas karpet sambil menggenggam pensil warna.

"kasian banget, nungguin sampe ketiduran,"secara perlahan Rena melepas pensil warna itu dari genggaman Arsen kemudian memindahkan tubuhnya ke atas kasur, menyelimuti anak itu dengan selimut.

Dengan lembut Rena mengelus rambut Arsen, menatap adik kecilnya penuh sayang dengan perasaan agak bersalah.

"maafin kak Ren yah, janji kalau Arsen udah bangun kita main bareng,"bisiknya tepat di telinga Arsen sebelum memutuskan untuk keluar dari kamar.

Berjalan menuju kamarnya sendiri, Rena menghela napas di saat ponselnya tak kunjung berdering atau menunjukan tanda-tanda adanya pesan masuk.

Sejak semalam Arya tak memberi kabar, entah laki-laki itu masih sakit atau justru sudah sembuh. Rena merasa gelisah saat tak mendapat kepastian.

Bak di telan bumi Arya menghilang tanpa kabar, waktunya juga terlalu mepet untuk mampir langasung sekedar mengecek, niat hati ingin bertanya pada Kristian tadi malah mendapat tatapan menyorot yang membuat dirinya tidak nyaman.

Setelah mencuci muka dan tangan, Rena beralih untuk mengganti pakaian dengan yang lebih sederhana, melepas jam tangan juga anting yang tergantung di kedua telinganya.

Masih berharap laki-laki itu menyisihkan sedikit waktunya untuk memberi kabar kalau pun alasannya adalah sibuk.

~♥~

ARENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang