~♥~
Motor berhenti di depan toko, Rena turun lebih dulu di susul Arya. Keduanya saling berpandangan satu sama lain untuk beberapa detik sampai Rena mengalihkannya lebih dulu.
"makasih buat hari ini, jaket lo boleh gue bawa balik gk? Nanti kalau udah di cuci baru gue balikin."
"iya gapapa, lo yakin mau turun di sini?"
"gue ada sift malam, karena besok minggu gue bakalan kerja sampe jam 6 pagi dan balik pas sore."
"lembur dong?" tanya Arya.
Rena mengangguk.
"eum yaudah, mau masuk ke toko bareng apa gimana?" Arya menggaruk belakang telinga nya padahal tidak terasa gatal.
"terserah aja sih."
"yaa kalau gitu ayo."
Entahlah, setelah kejadian di jalan tadi mereka jadi kembali canggung, tak biasanya Arya kalem seperti ini.
Mereka masuk ke toko, Arya melangkah lebih dalam sementara Rena masuk ke balik meja kasir dan menghilang setelah menaiki tangga.
Mata Arya tak lepas dari Rena hingga ia hampir menabrak rak makanan, untung saja hanya hampir.
Di keluarkan nya kertas yang tadi di berikan bunda, dan mulai mencari keberadaan benda-benda tersebut.
Butuh waktu lebih lama bagi Arya untuk mencari barang terlebih lagi ini bahan masakan, untuk mencari garam saja dia malah berputar-putar sebanyak lima kali sampai akhirnya menemukan garam, berlanjut pada barang selanjutnya laki-laki itu makin kewalahan.
Berulang kali dia mengecek rak dan kertas yang ia pegang, Rena yang baru saja selesai melayani pelanggan pun memperhatikan dan sedikit terkekeh.
"nyari apa?" tanya nya ketika menghampiri Arya.
Laki-laki itu sedikit terkejut dan ketika menoleh wajahnya berubah merah.
"i-itu gue nyari roti," ujar nya sedikit berbisik.
Rena menaikan satu alisnya, "roti? Ada tuh di rak depan, mau yang jenis apa? Tawar, isi coklat, roti sobek?"
Arya menggeleng, dengan cepat ia menyerahkan kertas itu ke tangan Rena dan menunjuk barisan terakhir dari barang yang di maksud.
"roti yang ada sayapnya," ujarnya sambil berbisik tepat di telinga Rena.
Gadis itu pun meledakan tawa nya, tak habis pikir dengan teman kelas nya ini. Sementara Arya semakin malu di buatnya.
"astaga Ar bilang kek kalau mau beli pembalut, sini ikut gue."
Arya memanyunkan bibir nya dan mengekori Rena menuju rak popok dan pembalut.
Arya semakin merasa frustasi ketika melihat ada banyak jejeran pembalut dengan berbagai merk.
Rena menatap Arya lagi, "mau yang ukuran berapa?"
"mana gue tau Ren, gue mana pernah make yang beginian." Arya menunduk dan menutupi wajahnya dengan tangan.
"Hahaha, oke oke gue pilihin yah nanti kalau gk sesuai balikin aja barangnya asal gk lebih dari 24 jam."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARENA
Teen FictionArya memperhatikan gadis itu, "suka, dia manis." "permen juga manis," sahut Rena kembali. "tapi dia lembut," jawab Arya tetap kekeh. "gulali lembut tuh." "gk, gulali sifatnya lumer kalau kena air." ~♥~ "kenapa kita gk bisa bareng?" tanya Arya mulai...