"Ayahku diajak untuk memberontak." Panca membuka percakapan sambil memakan sepotong singkong.
"Aduh, itu bahaya. Bagaimana dengan keselamatan warga desa?"
"Itu yang kami khawatirkan."
Panca dan Bajra menikmati singkong rebus di beranda rumah. Di atas dipan, mereka duduk bersila. Suatu kebiasaan di pagi hari sebelum kembali bekerja.
Mereka berdua duduk menghadap halaman luas yang berbatasan langsung dengan jalan desa. Meskipun halaman rumah itu luas tetapi bangunannya cukup sederhana. Rumah gaya panggung seperti rumah-rumah tetangganya. Hanya ukurannya saja yang lebih besar.
Hal yang tidak lumrah ketika rumah seseorang yang bergelar "raden" tetapi terlihat sederhana. Hal yang membedakannya dengan rumah lain adalah adanya bangunan tambahan untuk membuat gerabah. Di belakangnya, dibangun sebuah perapian untuk membakar gerabah setelah dijemur.
Sebagai orang terpandang di desanya, keluarga Panca dihormati banyak orang. Selain sebagai kepala desa, Raden Bakti pun adalah juragan gerabah yang memperkerjakan banyak orang.
Begitupun pagi itu, orang-orang sedang sibuk bekerja. Ada juga yang masih sarapan pagi seperti Panca dan Bajra.
"Jadi benar apa yang aku khawatirkan, Raden."
"Ya, begitu seringnya Haji Masdar berkunjung ke sini ...."
"Untuk mempengaruhi Ki Lurah."
Panca menganggukan kepala.
"Haji Masdar mempengaruhi Ki Lurah sebagai pucuk pimpinan di Desa Pujasari."
"Berharap warga yang akan mengikutinya."
"Ya, tapi mereka yang tidak terlalu mengerti maksud dan tujuan Perhimpunan itu bisa menjadi korban tak berdosa."
"Memang sih Haji Masdar tidak bermaksud memberontak dengan kekerasan."
"Kalau bukan dengan kekerasan, lalu bagaimana caranya?"
"Dengan memboikot."
"Boikot?"
"Ya, barang-barang dagangan kaum pribumi tidak akan dijual kepada orang Eropa dan Pemerintah Hindia Belanda."
"Tujuannya?"
"Agar mereka lemah dalam ekonomi."
"Masuk akal. Lambat laun mereka akan lemah dalam banyak hal."
"Tapi, bagaimana kalau mereka melawan dengan kekerasan?"
"Ya, itu juga yang terpikir olehku. Mungkin sekali korbannya tidak akan sebanyak ketika kita berperang."
"Tetapi korbannya akan dipilih."
"Diantara orang-orang yang berpengaruh di suatu desa."
"Atau ... orang yang tidak berdosa."
"Sebagai bentuk peringatan."
Deg, Panca dan Bajra berpikir sejauh itu. Hati mereka mulai merasakan kekhawatiran yang bertambah.
Perasaan khawatir itu cukup beralasan bagi dua orang anak remaja seperti Panca dan Bajra. Mereka berdua menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana nyawa manusia dicabut semata-mata karena perbedaan kepentingan.
Panca dan Bajra bukan anak remaja yang kurang pengetahuan dan pengalaman. Di usianya yang masih sangat belia, mereka pernah mengalami hal mengerikan lebih banyak dari siapa pun di desanya. Tragedi sering menghampiri kedua sahabat karib itu.
"Raden, ada orang datang." Bajra menunjuk ke arah gapura desa yang berada diantara dua pohon nangka yang besar.
"Siapa ya, sepertinya orang dari desa sebelah."
Tak tuk tak tuk, suara kaki kuda berjalan lebih pelan dari sebelumnya. Orang yang dimaksud kemudian turun dari kudanya setelah menambatkan tali kekang di palang bambu di halaman.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam," semua orang menjawab salam dari tamu tak dikenal itu.
"Maaf, Raden. Saya dari Desa Sugihmakmur. Bermaksud menyusul Juragan Haji."
"Haji Masdar?"
"Ya, apakah beliau ada di sini?"
"Aduh, Paman. Baru saja beliau pulang."
"Sudah pulang? Kok saya tidak berpapasan di jalan."
"Mungkin beliau pergi ke desa lain. Tidak langsung pulang."
"Memangnya ada apa Paman. Kok harus disusul?"
"Eee ... begini Raden. Sebenarnya ... kalau bertemu Juragan Haji ... tolong sampaikan ... kalau ... anaknya, Cep Majid ... ada yang membunuh ...."
Panca dan Bajra kaget, mereka saling tatap. Seakan saling memahami maksud satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panca dan Tragedi Lumbung Padi
Mystery / ThrillerSebagai binatang yang tidak mau tahu urusan ummat manusia, si tikus hanya mencari apa yang dia inginkan. Butiran padi untuk sarapan pagi. Dia pun melangkah lagi berjalan diantara tumpukan padi sambil memakan apa yang ada di hadapannya. Matanya tertu...