Ini pagi yang indah, ku harap begitu, semoga tak ada yang aneh di hari ini.
~
Zahrain.Zahrain POV
"Rain bangun, ini udah siang, kamu ngampus kan pagi ini!" Mama menyingkap selimutku.
"Lima menit lagi mah" rengekku kembali menutup wajahku dengan selimut.
"Ga bangun 1 menit lagi mama ga kasih kamu uang jajan!" Ancamnya.
"Mama mah bisanya ngancam" aku cemberut dan masuk ke kamar mandi tak lupa meraih handuk.
"Udah gede ga cocok kamu kaya gitu, mama cuma berharap kamu akan bertemu dengan seseorang yang bisa mengajarkan mu apa itu dewasa, kamu harus sudah mandiri, kamu itu udah kuliah tapi masa kelakuan masih kaya anak kecil, di dunia ini yang punya masalah ga cuma kamu, kalo kamu terus manja kaya gini kapan kamu bisa dewasa, kamu udah di kasih banyak fasilitas yang banyak untuk memenuhi semua kebutuhan kamu, tapi apa yang terjadi, kamu hanya jadi manja manja dan manja" bukan tak mau dengar tapi sudah pasti aku mendengar semua celotehan mama tiap pagi, aku udah mulai hapal mama ngomong apa aja di kamarku sambil membersihkan kamarku.
Ceklek.
Aku keluar dari kamar mandi, dan kamarku sudah rapi.
Mama sedang membersihkan foto-foto di nakas samping tempat tidur.
Aku mengacak rambutku dengan handuk.
"Ka kamu denger kan mama ngomong apa"
"Denger mah, sangat denger"
"Yaudah kalo udah siap turun buat sarapan!"
"Iya mah"
Mama keluar dari kamar ku.
Pandanganku jatuh pada foto di nakas yang mama bersihkan tadi.
Aku menghela nafas lelah.
Foto masa kecilku yang sangat polos.
Aku meraihnya dan memasukkan nya ke dalam nakas.
Segera aku memakai pakaian ku, style andalanku, serba hitam, jeans hitam, sweater hitam, sepatu pun hitam, kacamata juga hitam, tak lupa juga topi hitam.
Satu lagi yang tidak boleh ketinggalan yaitu mobil Porsche hitam ku.
Selesai dengan pakaian ku sekarang tinggal sarapan, tas ku sudah ada di mobil jadi aku tak perlu repot-repot membawanya dari kamar.
"Sarapan dulu ka"
"Papi mana ma?" Aku duduk dan menikmati sarapan ku yang sudah di siapkan mama.
Sandwich buatan mama paling the best untuk sarapan.
"Papi kamu udah berangkat ke Singapur, biasa bisnis"
Aku hanya mengangguk paham.
Ya inilah realita hidup sebagai anak dari orang kaya, dan aku adalah anak tunggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Maps (END)
Teen FictionBagaimana rasanya tiap kali bertemu harus menuntunnya ke jalan yang dia inginkan, dan harus menjadi penuntunnya untuk pulang, yang bahkan aku saja tidak tau dia mau kemana?. yaaa sulit di jelaskan tapi ini kenyataanya, walaupun begitu aku tidak mara...