Kejutan

230 45 12
                                    

Lebih cepat lebih baik.
~
Zahrain























































Zahrain POV

"Rain" panggil papi saat aku baru saja masuk ke rumah.

"Hem" aku menghampirinya yang sedang santai, di temani secangkir kopi.

Mencium tangan nya seperti biasa, seorang anak pada orang tuanya.

"Duduk dulu!" Perintah nya, padahal baru saja aku mau ke kamar, mau istirahat, lelah dengan perasaan di hari ini.

"Kenapa Pi?"

"Gimana keadaan Chika?" Tanyanya.

"Dia baik-baik aja" jawabku, yang memang itu kenyataan nya.

"Papi mau pernikahan kamu di laksanakan secepatnya"

Deg.

"Apa! Kenapa Pi?" Jujur tentu aku kaget.

"Lebih cepat lebih baik kan, kalo udah ada jodohnya, ga boleh menunda waktu yang baik, dua Minggu lagi itu cukup"

"Pi itu terlalu cepet Pi, kan persiapan nya cukup lama"

"Kamu tenang aja, serahin sama temen papi, mereka profesional, dan cepet juga kerjanya, kalo cuma buat nyari tempat, dekor, undangan, atau bahkan hal lain yang kamu, itu gampang" jelasnya lagi.

Aku menghela nafas, baru aja hatiku ini membaik setelah ngobrol sama Tante dan Om Gudi tadi, sekarang udah harus mumet lagi.

"Gimana?, Kalo masalah waktu nanti papi bicarain lagi sama om Gudi" lanjutnya.

"Tapi aku ga mau terlalu mewah Pi, aku hanya mau keluarga aja yang terlibat, ga usah banyak orang"

"Terus kolega papi gimana, masa ga di undang"

"Enggak pi, kalo papi mau kita nikah cepet ya jangan banyak orang selain keluarga, ini keputusan aku"

"Haaah....papi udah ikutin kemauan kamu, masa kamu ga mau ikutin kata hati papi"

"Papi egois, papi tau kondisi Chika masa aku paksain dia ikutan pesta gede sih Pi"

"Ya... Ok ok, yang penting kamu cepet nikah"

"Yaudah aku mau istirahat dulu" aku pergi setelah mengatakan itu.

Kepala ku mumet sekali.

Kenapa tiba-tiba papi minta aku cepet nikah sih!.

Saat hendak masuk kamar aku lupa tas Selempang ku tertinggal di sofa.

"kenapa papi minta rain buat nikah cepet?" Tanya mama yang duduk di samping papi.

Posisi mereka membelakangi ku sehingga mereka tidak sadar jika aku di belakang mereka, ku hentikan langkah ku untuk tau alasan papi.

"Gudi telpon papi, dia khawatir kalo usia Chika tidak sampai pada waktu pernikahan yang di inginkan keduanya, dokter bilang kondisi Chika sebenarnya semakin parah, walau dia terlihat baik-baik saja, tapi percayalah semua tidak seperti yang di lihat, dan papi ga mau liat anak papi sedih kalo sampe tidak jadi menikah dengan orang yang dia cintai, jadi papi dan Gudi sepakat untuk menikahkan mereka lebih cepat" jelas papi dengan lirih.

Your Maps (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang