Melihat

319 63 14
                                    

Rasa ingin kembali melihat.
~











































Shani dan Chika masih menunggu apa yang akan terjadi, semua kata mereka ucapkan untuk menuntun rain agar dia kembali.

Jemari rain yang menggenggam jemari Chika kembali bereaksi.

"Rain ayo bangun rain, ayo bangun, kita nunggu kamu" ucap Shani.

Perlahan mata yang terpejam itu mulai terbuka, mengerjapkan nya beberapa kali untuk menyesuaikan dengan cahaya yang masuk ke retina.

Senyum mengembang, di wajah Shani dan juga Chika.

Shani segera memencet bel, agar suster atau dokter datang untuk memeriksa keadaan rain.

"Akhirnya dia bangun" lirih Chika.

"Hem iya, kenapa nangis?" Shani melihat cairan bening kembali menetes.

"Aku..ga tau.. tapi...aku seneng..hiks"

Shani menghapus air mata itu dan memeluk Chika.


Hati mereka sama-sama bahagia, perbedaannya, Shani tau alasan kebahagiaan nya sedangkan Chika tak tau kenapa dia bahagia intinya saat melihat kedua mata itu kembali terbuka rasanya dia bahagia sekali.

Tak lama dokter masuk membuat mereka harus melepas pelukannya.

"Tolong keluar dulu, pasien akan di periksa lebih dulu oleh dokter" punya seorang suster.

"Ayo Chika kita ke luar" ajak Shani yang menarik lengan Chika pelan.

Jemari Chika tertahan karena rain tak mau melepas genggamannya.

Shani menoleh ke arah jemari rain yang masih erat menggenggam jemari Chika.

Shani berusaha melepas genggaman itu namun hasilnya nihil.

Rain tak mau melepas nya.

"Kalo pasien tidak mau melepas genggaman nya ga apa-apa, anda bisa keluar dan biarkan mba nya tetap di sini" ucap sister itu lagi.

"Kalo gitu aku keluar ya, kamu di sini sama dia, nanti aku ke sini lagi" Shani mengusap pundak Chika pelan sebelum pergi.

Shani pun keluar meninggalkan Chika yang menemani rain di dalam.

Semoga keadaan rain membaik.

"Kenapa Shan, ada apa, kenapa dokter masuk?" Tanya Ibu rain yang memang tidak tau jika anaknya sudah siuman.

"Hem rain sudah siuman Tante, dia sedang di periksa lebih dulu oleh dokter" jelas Shani yang langsung mendapat senyuman bahagia di wajah Tante Aya, Ibu rain dan juga Cio.

"Syukur lah akhirnya rain siuman" gimana Ibu rain.

Tante Aya segera memeluknya.

"Doa kita akhirnya terkabul" bisik Tante Aya di sela pelukannya.

Ibu rain hanya mengangguk sebagai jawaban.

Sedangkan Cio yang juga meneteskan air matanya kini tengah menatap ke dalam, di dalam dokter tengah memeriksa rain dengan tangan mereka yang masih saling menggenggam.

"Jangan nangis kaya gini, nanti di ledekin sama rain" ucap Shani pelan di samping nya.

"Hem biarin yang penting dia udah siuman"

Your Maps (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang