Detak

343 58 4
                                    

Jantung ini masih berdetak, tapi entah untuk siapa.
~


































Rain masih tak sadarkan diri di dalam ruang ICU, berjuang untuk bertahan dan memenuhi janjinya pada gadis pelupa.

Sedangkan di tempat lain Chika mulai tak berselera untuk makan selama seharian, dia hanya meneteskan air mata yang tidak tau apa alasannya.

Jantungnya begitu sakit tapi tak tau karena apa?

Tak ada satupun dari keluarganya yang mampu membujuk Chika untuk makan, tidak Christy tidak juga Cio dan Shani.

Bibir Chika semakin pucat, dia sudah pulang tapi merasa tak ada kebahagiaan walau dia sudah di rumah.

Kondisinya semakin lemah karena tak mendapat asupan energi sama sekali.

Dia hanya bangun duduk bersila di atas kasur dan menatap ribuan foto yang tertempel di dindingnya, setelah mengantuk lalu tidur kembali, lalu bangun dan menatap ribuan foto itu lagi, lalu tidur lagi, itu saja yang dia lakukan.

Tak ada suara yang keluar dari mulutnya, entah mengungkapkan sakit, lapar atau kesepian atau kesedihan.

"Kita harus apa sekarang?" Tanya Shani yang duduk di pinggiran kasur.

"Aku ga tau Shan, baru satu hari dia seperti ini, karena tak ada rain, bagaimana jika..." Cio tidak sanggup mengatakannya karena dia tak mau kehilangan sahabatnya.

"Dia pasti kuat ko, sahabat kamu itu kan kuat, kita berdoa aja semoga dia bisa cepat siuman dan melewati masa kritisnya" Shani mengusap pindak Cio kini sesenggukan.

"Hey"

Cio dan Shani sama-sama menoleh terkejut saat Chika mengeluarkan kata pertamanya.

"Kenapa Chika?" Shani langsung menghampirinya.

"Apa ada hal sedih hari ini sampai aku merasa hatiku sesak sekali" lirih Chika dengan mata berkaca-kaca.

Shani dan Cio hanya terdiam, tak tau harus menjawab apa.

"Katakan apa ada hal sedih ? Sampai aku terus nangis tanpa tau alasannya!"

Chika menggoyangkan lengan Shani berharap mendapat jawaban darinya tapi yang di tanya hanya diam seribu bahasa.

Shani hanya menatap iba pada Chika.

"Kenapa aku se sedih ini!" Chika mulai emosi.

"KENAPA!"

"Chika tenang lah, kamu hanya butuh makan agar kembali kuat" Shani mencoba menenangkan Chika.

"Hiks..hiks...hiks... Kasih tau ada apa sebenarnya, kenapa aku ga tau alasan aku nangis hiks..hiks..hiks..." Chika luruh dan menangis sesenggukan dengan pilu.

"Kasih tau aku, aku mohon hiks.. hiks.."

Shani menarik nafas sebentar, kini air matanya juga ikut menetes tak sanggup melihat sahabat nya yang dulu selalu di sampingnya dan memberi warna di hidupnya kini kehilangan arah hidupnya.

Your Maps (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang