Tegar

308 55 8
                                    

Setelah semua di lewati maka kata tegar akan muncul.
~
Zahrain

































Zahrain POV

"Rain bangun , sholat dulu" mama mengguncang tubuhku pelan.

Aku mengerjakan mataku pelan menahan kantuk yang datang di waktu subuh.

Tapi papi selalu bilang jika harga diri laki-laki akan di lihat dari sholat subuh nya dan kerja keras nya.

Aku pun bangkit walau hanya duduk, hanya agar bisa menempelkan kedua telapak tangan ku pada dinding untuk tayamum, atau berwudhu menggunakan debu, karena keadaan ku yang tidak memungkinkan ku untuk wudhu dengan air jadi aku bertayamum.

Mama memberikan ku peci uang segera ku pakai.

Dan akupun melaksanan sholat subuh di atas kasur semampuku.

Aku tak kuat menahan tangis saat mengingat jika aku terkadang lupa untuk bersyukur di beri kesehatan, setelah seperti ini aku baru sadar jika nikmat sehat itu luar biasa.

Kadang aku tidak bersyukur di beri keluarga yang begitu peduli padaku, sampai aku begitu egois, dan marah karena aku merasa tak berguna, tapi masih banyak di luar sana yang bahkan lebih tak mampu dari keadaan ku saat ini, tetapi mereka tetap bersyukur dengan ujian yang di berikan.

Maafkan aku Ya Tuhan maafkan aku.

Ku tutup doaku dan menghapus air mataku, melepas peciku mengembalikannya di nakas samping kasur dengan kesulitan.

Ceklek.

"Habis ini jangan tidur lagi ya" ucap mama yang kembali masuk dan memberiku air hangat, kebiasaan nya setelah aku selesai sholat, dia bilang ini bagus untuk kesehatan.

Dari kecil mama selalu melakukan ini, dia harus membangunkan aku dan papi untuk sholat dan minum air hangat.

"Iya mah, makasih air nya"

Mama menatap ku heran saat aku minum.

"Kenapa ma?"

"Tumben kamu bilang makasih ke mama, untuk hal yang selalu mama lakuin dari kamu kecil sampai sekarang"

"Hehe aku hanya kurang bersyukur jika mama begitu perhatian sama aku, maaf ya ma"

Mama lalu tersenyum.

"Sama-sama sayang, cepet sembuh ya"

"Iya makasih"

Ceklek.

Mama kembali menutup pintunya.

Setelah air yang aku minum habis ku simpan gelasnya ke nakas.

Ceklek.

Kali ini papi yang masuk ke kamarku tapi dia tidak masuk dengan tangan kosong.

"Papi bawa banyak foto yang siap untuk di tempel di dinding, sesuai yang kamu minta"

Your Maps (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang