kenapa?

432 53 13
                                    

Aku pun tak tau.
~
Zahrain

























































































Zahrain POV

Kami setia menunggu di depan ruang ICU, setelah kami semua berganti pakaian, karena pernikahan nya batal.

Tapi tiba-tiba beberapa suster dan juga dokter berlari tergesa masuk ke ruang ICU, membuat kami bertanya-tanya.

Om Gudi juga mencoba untuk bertanya pada salah satu suster tetapi katanya dia tak bisa memberitau kami sebelum mereka memeriksa keadaanya.

Ku harap Chika baik-baik saja, kami lagi-lagi di buat panik.

"Kamu pasti kuat Chika hiks..hiks.." ucap Shani lirih.

"Kamu kuat Chika kamu pasti bertahan hiks...hiks..." Tambah Desy, mereka saling menguatkan satu sama lain.

Sedangkan Cio setia memeluk bahuku untuk menguatkan ku.

Setelah beberapa menit dalam kegelisahan tiba-tiba salah satu suster keluar dan menghampiri kami.

"Pasien ingin bertemu dengan orang di foto ini" ucap suster itu sambil menyodorkan foto ku.

"Itu saya dok"

"Kalo begitu silahkan masuk"

Aku bergegas masuk ke dalam ruang ICU dengan detak jantungku yang berpacu Sanga cepat, nafasku memburu.

Pemandangan pertama yang kulihat adalah wajah pucat Chika, tapi dia memaksakan senyumnya.

"Sayang kamu baik-baik aja kan?" Tanyaku khawatir.

Dia tersenyum.

"Maaf...kalo aku...baru bisa inget kamu di saat terakhir.." ucapnya lirih.

Aku tersentak, ia.. apa dia benar-benar mengingatku?.

"Sebelumnya kita tidak saling mengenal, dan mungkin aku juga tidak bisa mengingatmu.... Tapi kenapa kamu mencintaiku?" Ucapnya dengan lirih nyaris berbisik.

"Sejauh apa kamu mencintai aku?" Masih lirih.

"Kamu itu ganteng, banget malah.. tapi kenapa kamu milih aku buat jadi masa depan kamu di saat aku tidak mungkin jadi masa depan buat kamu"

Aku menggeleng mendengar ucapannya.

"Kita ketemu ga sengaja tapi... Kenapa kamu sengaja menemuiku?" Lirihnya lagi, air mataku sudah mengalir dengan deras membasahi pipiku dan menetes.

Tapi aku tak ingin menghapus air mataku dan melepas genggamanku di jemarinya.

"Cintailah orang yang pantas kamu cintai, terima kasih sudah selalu di sampingku dalam waktu yang aku ga ingat hehe..." Dia terkekeh kecil.

"Aku beruntung bisa mengingatmu walau di saat terakhir, kamu adalah orang terakhir yang aku ingat sebelum aku benar-benar tak lagi melihat mu lagi..." Ucapan Chika semakin lemah.

Your Maps (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang