Berbeda

548 73 8
                                    

Mungkin aku harus berbeda agar aku di ingat.
~
Zahrain.








































Zahrain POV

"Pagi mah" sapa ku pada mama yang sedang menyiapkan sarapan.

"Papi mana ma?"

"Ma?" Mama hanya bengong melihatku.

"Mama ga mimpikan, ini beneran anak mama Zahrain kan, habis kejatuhan bulan kah sampai anak mama bisa bangun sepagi ini"

"Mama apa-apaan sih, aneh banget, ya ini rain mah rain"

"Dari kamu kecil loh rain, kamu susah banget buat bangun pagi, harus selalu mama paksa, tapi hari selama seumur hidup kamu bisa bangun sepagi ini, yang aneh itu kamu"

Aku duduk dengan malas.

Emang segitunya ya sampe kalo aku bangun pagi bener-bener hal ajaib di dunia ini.

"Pag....... Ini kamu rain?" Papi datang dan sama herannya dengan mama.

Lalu papi menempelkan punggung tangannya di keningku.

"Apaan sih Pi, emang aku demam apa!"

"Ini sungguh luar biasa, kita harus rayakan ini, karena di pagi ini rain bangun pagi setelah sekian lama!"

"Ga usah lebay deh Pi, aku cuma ga bisa tidur aja jadi malah kebangun sepagi ini"

"Udah, mending kita sarapan" lerai mama.

"Tapi papi masih ga habis pikir sama rain, ko bisa bangun sepagi ini, apa motivasi kamu bangun sepagi ini, biasanya alasan kamu itu karena ga ada yang menarik di dunia ini jadi ga usah bangun pagi hanya untuk mencari masalah baru di dunia"

"Hem kalo alasannya Chika gimana Pi?"

"Hah! Kamu ga salah rain, apa kamu udah tau dia kenapa?"

"Udah Pi, dan aku tau harus apa"

"Kamu jatuh cinta sama dia?"

"Belum di tahap itu Pi, aku hanya... Hanya mau selalu ada di sampingnya, seperti sahabatnya itu yang selalu di sampingnya"

"Mama seneng kalo jatuh cinta kamu bisa membawa dampak baik buat kamu, tapi mama sekaligus sedih, takut hal tidak mama inginkan terjadi sama kamu"

"Maksud mama apa, udah deh jangan mikir yang macem-macem, kalian ga akan larang rain buat selalu di sampingnya kan"

"Enggak sayang, lakukan apa yang menurut kamu baik" ucap mama.

"Jagoan papi udah dewasa sejarah, udah ngerti satu hal dan akan mengerti hal lain" kali ini papi.

"Kalo gitu rain berangkat sekarang"

"Kamu baru makan dua suap rain" cegah mama.

"Nanti rain makan ma, rain ga mau telat"

Your Maps (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang