Titik Cahaya

315 57 2
                                    

Dari sekian banyak cahaya kamu adalah satu titik cahaya yang membuatku tak mampu berpaling.
~
Zahrain



































Zahrain POV

"Mau kemana rain?" Tanya Cio.

"Mau ke Mushola"

"Gue ikut" Cio ikut denganku.

"Kapan lu masuk Islam?" Tanyaku.

"Hehehe udah satu Minggu sih, ceritanya panjang, nanti gue ceritain, sekarang mau ke Mushola kan, ajarin gue ya, masih belajar soalnya" jawab nya.

Aku tersenyum mendengarnya.

"Yaudah kuy" aku merangkul pundaknya dan menariknya menuju Mushola.

"Lu mau doain Chika kan?"

Aku mengangguk.

"Cuma Tuhan yang bisa gue mintain tolong atas apa yang kita alami hari ini, dan atas apa yang di alami Chika, hanya keajaiban Tuhan yang bisa mengubah semuanya"

Kami sampai di Mushola.

"Udah kali meluk nya"

"Hehehe gue seneng soalnya, akhirnya kita bisa jadi saudara seagama hehe, kuy, udah tau caranya wudhu kan"

"Udah kalo wudhu cuma kalo sholat masih nyontek dikit lah"

"Semua butuh proses, nanti juga bisa"

Setelah kami wudhu kami menunaikan sholat.

Selesai sholat seperti biasa aku akan mengangkat kedua tanganku untuk berdoa pada Mu.

'Dulu sholat ku hanya untuk memikirkan diriku sendiri, tapi kali ini aku melibatkan orang lain dalam doaku setiap sholat, ya Tuhan tolong jangan bosan jika Engkau terus mendengar ku mengucapkan namanya yang kini menjadi titik Cahaya di hidupku setelah Mu dan kedua orang tuaku, dia titik cahaya yang menyadarkan ku tentang Hebatnya Engkau, yang memberikan ujian pada manusia tapi aku percaya Engkau juga lah yang Memberi solusi di setiap ujian itu, aku berdoa padamu agar berilah dia kekuatan untuk menghadapi Ujian Mu ini Ya Tuhan'

Setetes air mata jatuh dari pelupuk mataku.

'perasaan yang aku miliki ini begitu suci dan tulus tanpa ternodai, Engkau mengirimkan wanita pilihan mu yang memberiku begitu banyak pelajaran tentang hidup ini, aku begitu bersyukur bertemu dengan nya dan aku akan jadikan ini pelajaran berharga yang tidak akan pernah aku lupakan'

'Tolong Ya Tuhan hanya Engkau yang mampu menolong nya'

Usapan di pundak ku rasakan seiring aku menutup doaku.

Cio yang semula duduk di belakangku kini duduk di sampingku.

"Gue tau perasaan lu ini tulus, dan gue akui itu, Tuhan aja tau seberapa tulus nya perasaan lu itu, dan gue salut sama lu, gue selalu berharap bisa setulus ini sama Shani"

Dia berharap bisa seperti ku dan aku berharap bisa sepertinya haha.

"Makasih kisah gue cuma sedikit berbeda dari kebanyakan orang" aku tersenyum miris.

Your Maps (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang