Hampa

243 47 2
                                    

Ada yang sempat terisi tapi kini kembali kosong.
~
Zahrain








































Zahrain POV

Alarm dari jaam weker membangunkan kan ku dari tidur nyenyakku.

Ku matikan alarm nya dengan sedikit kasar.

Menyingkap selimut dan berdiri dengan sedikit terhuyung,meraih tongkatku, lalu berdiri di depan fotoku yang masih setia tertempel di dinding.

Tak ada lagi yang ku lakukan setelah melihat Chika di antar oleh orang lain, hatiku masih sesak saat mengingat itu.

Aku hanya harus melanjutkan hidupku seperti biasa, karena ada orang yang mampu melanjutkan janji yang ku buat dulu.

Aku tersenyum miris, aku berjanji dengan sepenuh hatiku sampai aku mengorbankan banyak waktuku, bahkan aku mengorbankan nyawaku sendiri.

Aku terkekeh saat mengingat betapa bodohnya aku, berkorban untuk seseorang yang tidak pernah mengingatku walau hanya beberapa detik.

Aku terkekeh saat betapa nekadnya aku untuk selalu di samping nya, tapi nyatanya dengan mudah mendapat pengganti ku, bahkan keluarga itu tak memandang usaha yang ku lakukan untuk anaknya itu!.

"Hahahaha" aku terbahak, bodoh sekali aku, karena dia aku jadi kehilangan kehidupan ku yang sempurna, karena dia aku jadi tak berdaya dan berjalan dengan bantuan tongkat, karena dia, karena dia, karena dia DAN KARENA DIA!!!

"AAAARRRGGGGHH......." Ku lempar tongkat itu, membutku perlahan terduduk karena kakiku tak mampu menopang tubuhku sendiri.

Sialnya air mataku malah menangis dengan kurang ajar!!.

Siapa yang lu tangisin rain siapa yang lu tangisin!!!

Yang lu tangisin bahkan ga inget sama lu rain!!

Aku bangkit dengan Air mata yang masih membekas di pipiku, berusaha meraih tongkatku.

Ku hapus air mataku dengan kasar, lalu dengan pasti aku berdiri di depan foto-foto yang tertempel.

SREEEKK.. SREEEKK

Ku lepas dengan paksa semua foto-foto itu bahkan fotoku sendiri ku lempar ke sembarang arah.

"Kenapa kamu lepas? Bukannya kamu sendiri yang mau menempel itu semua" suara mama masuk ke gendang telinga ku dengan tenang.

Aku menoleh ke arah mama yang berdiri di belakang ku.

"Ini semua ga ada gunanya buat aku ma" ucapku dengan sedikit gemetar

"Mama tau kamu kenapa sayang, tapi coba kamu tanya sama hati kecilmu bukan pada pada ego yang kini menguasai kamu"

"Pikirkan lagi keputusan kamu, kamu mengucap janji dari dalam hati dan memutuskan untuk menyerah itu dari ego, apa itu sepadan?"

Aku hanya menunduk mendengar ucapan mama.

Apa yang harus aku lakukan sekarang.

Mama kemudian berjalan menuju fotoku di lantai, menatapnya dengan tersenyum.

"Mama senang saat melihat foto itu karena mama sedang melihat seorang pahlawan untuk seseorang yang rapuh" kemudian mama berjalan menuju dinding di belakangku.

Your Maps (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang