Tegas

189 33 4
                                    

Kalo udah tau siapa yang bertahta di hati, tegaslah, untuk mengikatnya atau melepasnya, jangan berada di tengahnya.
~
Zahrain











































Zahrain POV

"Kamu...."

"Iya ini aku Tante" jawab ku saat tau siapa yang membuka pintu.

Hap.

Aku kaget dengan pelukan dari Tante Aya yang tiba-tiba membuatku menegang seketika.

"Kamu kemana aja?" Tanya nya melepas duluan pelukannya.

"Hem maaf kalo rain tiba-tiba hilang, rain hanya ingin menjalani terapi sendiri agar cepat sembuh" jawabku tak sepenuhnya bohong.

"Hem syukur lah, sekarang kamu udah seperti rain yang dulu, cuma penampilan nya aja yang sedikit berbeda"

"Hehe iya berubah sedikit Tante"

"Kalo gitu ayo masuk, Cio, Shani sama Desy juga lagi ada di kamar Chika, kamu susul aja"

"Iya Tante makasih.

Setelah sekian lama tak menginjakkan kaki di sini rasanya sedikit berbeda.

Banyak yang berubah di sini, pasti terapi untuk Chika agar lebih mudah hidup semandiri mungkin.

Ada sebuah puzzle yang di pajang, sudah sangat rapi, aku masih ingat puzzle ini dengan baik.

Dia berhasil menyusunnya dengan sempurna, pasti tidak mudah untuk nya, aku dengar semua cerita Chika dari Cio, yang katanya banyak perubahan dalam diri Chika, entah positif ataupun negatif, tapi aku tak ingin ingat yang negatif.

Setelah melihat hasil dari apa yang di kerjakan Chika akhirnya aku memantapkan hati untuk naik, masih mengenakan pakaian ku yang serba hitam, Hoodie, topi hitam, masker, dan kacamata.

Tok tok tok.

Ku tarik nafas dalam setelah mengetuk pintu.

Ceklek.

Desy membukakan pintu untuk ku, reaksinya sudah pasti bingung.

"Kamu siapa?" Tanya Desy.

"Biarin dia masuk Des, dia temen gue" seru Cio dari dalam, lalu menghampiri kamu yang masih di ambang pintu kamar Chika.

Chika dan Shani juga menatap kami heran.

"Ini temen gue, biarin dia masuk ya, dia mau ketemu sama Chika" ucap Cio yang kini merangkul ku.

Apa mereka tidak benar-benar tidak mengenaliku.

"Sejak kapan lu punya temen selain rain?" Tanya Desy tak percaya.

"Dia bukannya yang sembunyi di balik pohon waktu kita di taman itu kan" tebak Shani.

"Mending masuk dulu, baru jelasin" Cio menarik ku masuk ke dalam kamar, Desy yang penasaran juga mempersilahkan aku masuk walau agak ragu untuk menerimaku.

Your Maps (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang