Epilog

608 48 8
                                    

Semua cerita pasti ada akhirnya, tapi ini adalah akhir yang tidak pernah di inginkan oleh manusia manapun di dunia ini, tapi aku bisa apa selain merelakan mu pergi, karena ini semua keputusan mu sendiri.
~
Zahrain

























































Zahrain hanya mampu menatap batu nisan yang bertuliskan nama sang kekasih, dia tau dia gagal untuk menikah dengannya, tapi bukan itu masalah utamanya melainkan dia pergi untuk selamanya.

"Rain ayo bentar lagi hujan" ajak Cio yang selalu setia di sampingnya.

Tapi rain tidak menunjukkan hendak beranjak dari sana.

Tetesan air mata yang dia tahan kini lolos juga dari pelupuk matanya.

Desy dan juga Shani juga enggan untuk beranjak dari samping pusara makam sahabat mereka.

Saling menguatkan satu sama lain dengan kenyataan yang mereka hadapi.

Sakit tentu, sedih tentu, rasa kehilangan begitu besar mereka rasakan, semua kenangan kembali berputar seperti film dengan sejuta pesona, walau mereka sadar mereka tak akan mampu mengukir lagi kenangan itu.

Rain terus mengusap tanah yang bercampur dengan bunga warna-warni yang di taburi di atas makan.

Hanya segenggam tanah yang bisa rain genggam, bukan lagi jemari lentik milik kekasihnya.

"Chika.. makasih udah ngajarin aku banyak hal, kamu ngajarin aku apa itu cinta, setia, bahagia dan luka dalam waktu yang ku rasa singkat, aku tidak akan mudah terima ini, tapi aku tau aku terima, maaf kalo aku ga bisa kabulin permintaan terakhir kamu, aku sayang kamu Chika..aku sangat sayang kamu.." lirih rain di selingi isakan pilu.

Desy, Shani dan Cio hanya mendengar setiap kata yang keluar dari mulut rain, hati mereka ikut merasa sesak dengan apa yang di rasakan rain saat ini, mereka sadar tidak mudah bagi rain, dia baru saja merasakan harinya mencari setelah sekian lama hatinya membeku, tapi kini dia di hadapkan dengan rasa sakit yang tidak dia bayangkan sebelumnya.

"Pertemuan kita sungguh aneh, tapi itu adalah kenangan terindah dalam hidupku hehe" Rain terkekeh saat mengingat kembali pertemuan mereka.

Tiga temannya sadar ada rasa sakit luar biasa di balik kekehan nya rain.

Rain menghapus air matanya kasar, seakan tidak ingin menunjukkan betapa rapuhnya dia di depan Chika.

"Aku tau kamu udah bahagia di sana, dan mungkin kamu bisa mengingat kami, dan tak akan pernah lupa lagi, kamu juga ingat aku kan"

Seseorang tanpa mereka sadari berjalan semakin dekat ke arah rain yang asik bercerita pada Chika.

Orang itu ikut duduk mensejajarkan diri dengan rain.

Tapi rain masih belum menyadari nya, berbeda dengan teman-teman rain yang sadar dengan kedatangan orang itu, tetapi mereka memilih untuk diam.

"Terima kasih untuk semua kenangan nya, aku tak akan pernah lupakan sekecil apapun itu" lanjut rain.

"Terima kasih, istirahat lah dengan tenang, kami akan lanjutkan hidup kami di sini, walau tanpamu tapi kami hidup dengan kenangan dari mu"

Your Maps (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang