Melihatmu

217 38 0
                                    

Melihatmu adalah hal yang tidak pernah membosankan.
~
Zahrain

















































Zahrain POV

Semua sudah di bereskan, kini Chika akan memulai hidup baru nya yang jauh lebih mandiri, kita akan mencoba untuk tidak membantunya, dan membiarkan dia menyelesaikan masalahnya sendiri, semampunya.

Sebelum kemungkinan terburuk terjadi,yaitu dia lupa cara membaca, jika dia sudah di tahan itu, mungkin itu hal yang lebih sulit lagi untuk kami.

"Waktunya makan malam anak-anak, ayo semuanya kalian pasti cape hari ini, apalagi tadi pagi Chika habis terapi dan rain juga sama, pasti cape banget, ayo kita makan, om Gudi katanya akan pulang telat jadi kita duluan aja" ajak Tante Aya mengajak kami ke dapur.

"Iya Tante, maaf ngerepotin"

"Enggak ko rain, justru Tante berterima kasih sama kamu, dengan cara ini mungkin Chika akan lebih cepat kembali mandiri seperti sebelumnya"

Aku hanya tersenyum mendengarnya harapan nya.

Semoga saja ini berhasil.

Kami pun mengambil makanan yang tersedia sesuai dengan apa yang kami mau, dan Chika masih di bantu ibunya untuk memilih makanan.

Tapi kali ini dia akan makan sendiri tanpa bantuan kami, kita lihat sejauh mana dia mampu melakukan nya.

"Selamat makan semuanya" ucap riang Desy.

"Jangan lupa berdoa ya anak-anak" ucai Tante Aya, aku hanya terkekeh, tentu saja, kami bukan anak kecil kenapa masih harus di ingatkan.

Kami mulai menyendok makanan kami, begitu juga Chika, walau sedikit kesulitan dengan jarak tapi dia makan dengan perlahan.

"Hati-hati sayang" ucap Tante Aya pada Chika yang mulai menjatuhkan makanan secara tak sengaja.

Tapi kami tetap tidak membantunya, dia akan berusaha sendiri walau kamu iba melihat nya.

Tante Aya kembali mengambil kan nasi karena yang lain berceceran sehingga Chika hanya mampu makan sedikit.

Tangannya seakan tak mampu menggenggam sendok dengan kuat sehingga terus saja oleng, seperti lansia, yang kehilangan keseimbangan saat makan dengan sendok.

Meja makan jadi berantakan tapi ini lah usaha, ku rasa setelah ini Tante Aya harus memiliki ayam agar makanan yang berceceran itu bisa di berikan pada ayam, agar tidak mubadzir.

"Biar mama suapin aja ya"

"Tante.. biarkan dia belajar" cegah ku.

"Tapi..."

Aku tersenyum hangat pada Tante Aya meminta nya untuk percaya dengan terapi yang kami lakukan untuk Chika.

Tante Aya hanya menghembuskan nafas pelan dan mengangguk.

Karena merasa tenggorokan nya kering Chika mulai menuangjan air ke dalam gelas, aku jadi ingat hal ini, apa dia akan kembali melampaui batas gelasnya lagi.

Your Maps (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang