Teman

485 69 7
                                    

Entah kata apa yang tepat untuk menggambarkan sikap ku untuk selalu di sampingmu?.
~
Zahrain.































Zahrain POV

"Tumben lu mau cepet cabut, biasanya nongki dulu"

"Gue mau ngelakuin dulu sesuatu, thanks udah ngasih gue ide" ucapku menepuk pundak Cio pelan.

"Ide apa, gue ngasih lu ide apa?"

"Gue cabut ya"

"Eh jawab dulu gue, nerbner ya ni anak, gini nih kalo manusia pertama kali bucin"

Aku masih mendengar celotehan Cio, tapi tak ku hiraukan karena aku harus pergi.

Aku menjalankan mobilku keluar dari area kampus.

Jika dulu aku tak punya alasan untuk menjalani hari-hari ku kini aku menemukannya, walau aku tidak terlalu yakin dengan perasaan ku karena ini masih baru tapi aku ingin terus memastikan nya.

Sekarang aku hanya mengalir mengikuti takdir yang sudah ditentukan, karena semua berubah sangat cepat di situasi yang tidak terduga.

Hanya butuh waktu 10 menit aku sampai di tempat yang ingin aku tuju, berawal dari pertemuan yang absurd karena dia terlihat aneh tapi kini aku jadi sering ke sini dan mulai terbiasa.

Ting tong.

PRANNNG.....

Aku dengar suara gaduh dari dalam, tanpa permisi aku masuk menerobos.

"Chika!"

"PERGI AKU GA MAU LIAT KALIAN.... AAARRGGHHHH...."

Dia mengambil pas bunga di atas meja hias di sampingnya.

Dengan cepat aku menahan pergelangan tangannya.

Dan dengan cepat aku memeluknya untuk menenangkan nya.

Mengambil perlahan pas bunga yang dia ambil.

"Aku di sini, jangan kaya gini, kamu harus tenang, jadi tenang ya tenang" bisik ku pelan di samping telinganya, terus membisikan nya kata-kata penenang.

Tante Aya sudah menangis histeris di belakangku dengan mba yang tidak ku tau siapa namanya tapi dia art di rumah ini.

Chika akhirnya tenang di pelukanku.

"LEPAS.... LEPASIN AKU!" Dia kembali memberontak di pelukanku kali ini tenaganya lebih kuat.

BRUUKKK....

"Chika... Chika.. jangan lari sayang hiks..hiks.."

Dia berhasil mendorongku dan membuatku terjatuh dan mengenai beberapa pecahan pas bunga.

Tapi untungnya tidak membuatku sampai terluka.

Dia berlari ke taman, tanpa dia sadari, aku segera beranjak dan berlari menuju kamarnya mencari sesuatu yang berharap bisa membuat nya tenang.

Your Maps (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang