Jalan yang semestinya

214 42 6
                                    

Hidup dan segala misteri nya.
~
Zahrain

































Zahrain POV

Tok tok tok

Sebuah ketukan pintu membangunkan ku dari tidur yang nyaman, lebih baik hidup dalam mimpi, walau terkadang tidak sesuai keinginan ku tetapi setidaknya tidak mengecewakan ku.

Kepala ku sakit saat mencoba untuk bangun, mungkin efek semalam aku menangis.

Tok tok tok.

Ketukan pintu kembali terdengar.

Ku paksakan tubuhku hanya untuk sekedar membuka pintu.

Ceklek.

"Mama bawain sarapan, buat kamu, papi udah mulai ngurus semua persiapan buat pernikahan kamu, seperti yang papi bilang, sekitar dua Minggu lagi kalian akan menikah"

"Kepala kamu pasti sakit, kamu nangis semalaman, hari ini ga usah ke kampua dulu, istirahat aja dulu" lanjut mama.

Aku sudah duduk bersandar pada kepala ranjang.

Mama menyimpan makanan di atas nakas, lalu duduk di dekatku dan menggenggam jemariku.

"Kamu akan belajar kuat dari sini, ini demi kamu Dan Chika, kamu pasti bisa lewatin ini semua sayang" lirih mama.

Aku mengangguk pelan.

"Kalo gitu makan ya, mama keluar dulu" aku mengangguk lagi.

Sepeninggal mama aku turun untuk membasuh wajahku, semoga air segar dapan menyegarkan pikiran ku.

Lingkaran hitam jelas terlihat di area mataku, mataku masih sembab karena tangisan semalam, aku melihat pantulan diriku sendiri yang sangat kacau saat ini.

Siapa orang di depan ku ini, bahkan tidak bisa aku kenali.

Laki-laki tidak mudah untuk menangis tapi jika laki-laki menangis itu pastilah karena ada satu hal yang menyakiti hatinya.

Dan..  ya aku takut kehilangan Chika saat ini.

Gue payah kalo lagi bucin, bener-bener malah kaya orang gila, ga tau arah, ga jelas!!.

Tok tok tok.

Kali ini siapa lagi.

Aku keluar dari kamar mandi setelah membaui wajahku, air sejuk berpengaruh apapun untuk ku.

Suasana hatiku tidak berubah.

"Rain" haaah.... Tidak perlu ku bukakan pintu, dia sudah masuk dengan mandiri.

"Kata nyokap lu, lu ga ngampus hari ini, gue ga berkawand kalo lu ga ngampus bro"

"Lu ikutan bolos juga?"

"Ga lah, bentar lagi gue ke kampus, gue cuma mau mastiin kalo ku ga gantung diri di kamar"

"Ga akhlak lu!" Ku lempari dia handuk basah.

"Hahaha gue kan cuma me-mas-tikan"

"Terserah lu deh"

"Gue mau makan, jangan bikin gue ga nafsu makan dengan kehadiran lu"

Your Maps (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang