Hanya butuh langkah kecil.
~
Zahrain.Zahrain POV
Kami sama-sama menoleh ke sumber suara.
"Ka..kamu"
"Kamu hanya perlu langkah kecil untuk mengubah status kita, aku udah lama pengen denger kamu langsung ngomong ke aku, tapi kamu malah ngomong ke dia, harusnya kamu jujur tuh sama aku bukan sama dia!"
Aku mundur perlahan memberi mereka ruang untuk berbicara, mungkin ini saatnya mereka naik ke level yang lebih tinggi.
"Hem maaf aku hanya butuh waktu untuk memastikan, tiap kali aku mencoba jujur sama kamu, seseorang datang menyatakan dirinya lebih sempurna dari aku, membuat aku beberapa kali mundur karena merasa tidak pantas untuk mu" Cio mengatakan beban nya selama ini.
Dia hanya menunduk.
"Tapi kamu tau sendiri kan pada akhirnya aku tak memilih siapapun, dan lebih memilih tidak peduli pada mereka semua yang kamu anggap lebih sempurna dari kamu itu!, Aku ga butuh mereka yang sudah sempurna, tapi aku butuh seseorang yang bisa melengkapi kekurangan aku, selama ini kamu yang selalu mencari topik pembicaraan, aku nyaman dengan itu semua, karena aku hanya diam dan tidak berwarna maka aku butuh kamu yang bisa mewarnai hari aku"
"Aku ga butuh mereka aku butuh kamu" Shani mengeluarkan isi hatinya selama ini.
Aku jadi nyamuk di sini, tapi aku penasaran dengan kisah mereka, berharap ada pelajaran yang bisa ku ambil dari kisah mereka.
"Terima kasih, ternyata kamu lebih memilih aku yang selalu merasa tak pantas untuk mu ini" Cio tersenyum getir.
"Tak pantas itu menurut kamu dari mata orang lain, tetapi di mataku kamu lah yang lebih pantas untuk ku bukan orang lain" kata-kata Shani manis sekali, dia menyampaikan nya tanpa membuat Cio kembali merasa tak pantas tapi di sini dia mencoba membuat Cio percaya diri bahwa dialah yang pantas untuk nya.
"Berhenti membandingkan dirimu dengan orang lain, karena kamu bisa membuatku nyaman tapi mereka tidak, dan mereka tidak memiliki level yang sama dengan mu, percaya lah sama diri kamu sendiri!"
"Mereka sempurna, tapi kamu istimewa"
Deg.
Aku jadi ingat dengan Chika, dia juga tak sempurna tapi dia istimewa.
Aku tersenyum melihat mereka.
"Udah apa lagi, ini waktunya lu buat ungkapin semua perasaan lu itu ke Shani, dia udah punya perasaan yang sama kan, cuma tinggal di sah kan aja" aku menaiki turunkan alisku menatap Cio.
"Maaf ga hari ini"
"Yaaah lu mah!"
Shani hanya tersenyum melihat nya, walau ku yakin dalam hatinya dia sudah ingin marah-marah.
"Gue masuk ya, terserah lu aja deh Yo, gue harap Shani ga keburu di lamar orang"
Aku berlalu masuk ke dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Maps (END)
Teen FictionBagaimana rasanya tiap kali bertemu harus menuntunnya ke jalan yang dia inginkan, dan harus menjadi penuntunnya untuk pulang, yang bahkan aku saja tidak tau dia mau kemana?. yaaa sulit di jelaskan tapi ini kenyataanya, walaupun begitu aku tidak mara...