Pulang

335 57 6
                                    

Pulang ke rumah yang aman, nyaman dan damai.
~
Zahrain








































Zahrain POV

Chika kini kembali istirahat, tapi lagi-lagi kantuk tidak mendatangiku, om gudi sibuk mencaritau siapa penculik Chika, Shani masih setia di samping Chika, Cio juga sudah di alam mimpi di sofa, Tante Aya juga terlihat lelah.

Andai aja aku tidak membiarkan orang lain ikut dalam acara kami ini semua pasti tidak akan terjadi, aku masih menaruh curiga pada Zio, apa dia balas dendam padaku karena aku memukulnya di depan anak-anak.

Dia yang begitu tidak suka jika aku berurusan dengan Chika.

Dia yang begitu merendahkan ku hanya karena aku suka pada gadis pikun yang kini lelap dengan tidurnya.

Hari sudah hampir pagi, satu-persatu mereka bangun dari tidurnya.

Ku rasa saat pulang kerumah aku akan tidur dengan nyenyak.

"Bro lu ga tidur?" Tanya Cio dengan suara serak khas bangun tidur.

Aku menggeleng pelan.

"Gue ga tau kenapa gue ga bisa tidur"

"Se khawatir itu lu sama dia"

"Entahlah, gue cari sarapan dulu ya buat kita"

Aku beranjak keluar, om gudi masih dengan telefon nya di luar.

"Mau kemana rain?"

"Mau nyari sarapan km buat kita"

"Oh ok deh, om titip buat om sama Tante juga ya"

"Iya om"

Om gudi kembali berbicara dengan orang di sebrang sana, entah siapa, tapi apa yang tidak bisa di lakukan om gudi, dia bisa mengerahkan banyak orang untuk mencari pelaku.

Sama seperti papi, yang juga bukan orang sembarang, pasti akan lakukan apapun untuk mencari pelakunya, dan jika pelakunya sudah di ketahui pasti dia tidak akan mendapatkan hukuman yang ringan.

Aku hanya berharap jika ini bukan Zio, karena aku tidak akan bisa membantu nya lepas dari hukuman jika dia sudah berurusan dengan om gudi dan papiku.

Walau Zio temanku.

Sarapan enaknya makan apa ya?.

Bubur enak kali ya, bubur di aduk apa ga di aduk?.

Di aduk sudah pasti enak!!!

Aku menghampiri tukang bubur dekat rumah sakit, udah nangkring aja di jam segini.

Dari adzan subuh kah ni tukang dagang nangkring di sini.

"Pa beli lima ya bumbunya di pisah"

"Iya den"

Kemarin di panggil mas sekarang di panggil den, besok di panggil apa, Ujang, Asep?.

Jalanan masih cukup sepi, karena ini masih subuh.

Your Maps (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang