Hari yang di nanti

328 50 11
                                    

Tiba hari yang di nanti.
~
Zahrain.








































































































Zahrain POV

Tiba hari yang di nanti, jantung ku berdetak dengan cepat, melihat pantulan diriku di cermin, dengan tampilan terbaik menurut ku dan menurut seluruh keluarga ku.

"Rain kamu udah siap? Waktunya kita turun" ucap Papi menyadarkan ku.

"Aku udah siap ko Pi"

"Yaudah yuk" ajak Papi.

Aku menghembuskan nafas pelan, berharap degup jantung ku sedikit berkurang.

"Kuy rain, udah siap kan temen gue ini sold out?"

"Udah siap Yo, tapi gue deg-degan".

"Hahaha di bikin santai aja bro, kuy" aku di apit Mama dan Papi menuju tempat yang sudah di sediakan, beberapa tamu hadir di acara dadakan ini.

Hanya keluarga inti Mama, Papi, dan juga keluarga inti dari Chika.

Berkali-kali menghembuskan nafas pelan, gugup benar-benar menyerang ku saat ini.

"Wajah lu tegang amat rain santai aja" bisik Cio lalu menepuk pundak ku pelan.

Aku pun berjalan ke arah meja yang sudah di siapkan, dengan pak penghulu yang sudah siap, juga saksi di kanan kiri.

Aku pun di persilahkan duduk di salah satu kursinya dengan raut yang mungkin masih tegang.

Cio tersenyum meledekku di sana.

'lu di posisi ini baru tau rasa lu yo' batin ku.

Tak lama Chika datang di apit oleh Ibu dan juga Christy di susul Desy dan Shani di belakang nya.

Cantik, itu lah kata yang tepat untuk menggambarkan nya saat ini.

Dia tersenyum tipis yang menambah cantik di wajahnya.

Tak kuat melihat wajah cantiknya aku memilih menunduk tersipu malu.

Chika yang di apit akhirnya duduk di sampingku, gugup kembali menyerang ku tanpa ampun.

Hap.

Jemari Chika menggenggam jemariku dengan kuat, aku menoleh ke arahnya.

Nafas ku jadi memburu, takut...

"CHIKA......" Dengan sigap aku menahannya agar tak terjatuh.

"Chika bangun Chika" ucapku sambil menggoyangkan tubuhnya pelan.

Om Gudi segera melihat keadaan putrinya.

"Chika bangun, aku mohon bangun" usahaku tak berhasil, dia masih memejamkan matanya.

"Kita bawa ke rumah sakit" perintah Om Gudi.

Your Maps (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang