DDH.
~
ZahrainZahrain POV
"Hoaaaamm...." Ku kerjakan mataku perlahan menyesuaikan dengan cahaya yang masuk melalui celah-celah jendela.
Aku tersenyum menatap langit-langit kamarku.
Ini semua terasa mimpi, semalam aku melamar Chika untuk menjadi pendamping hidup ku.
Aku tidak peduli perkataan orang lain, aku bahkan tidak peduli perkataan om Gudi jika aku hanya akan di repotkan olehnya setelah menikah nanti, tetapi yang pasti ini keputusan ku, dan tak akan merubah nya lagi.
Tok tok tok
"Rain kamu ga lupa sama kuliah kamu kan, kamu masih harus raih sarjana yang hanya tinggal sedikit lagi" teriak mama dari depan pintu.
"Aku udah bangun ko mah, sebentar lagi aku turun" balasku.
"Yaudah mama tungguin di bawah, papi juga mau ngomong serius sama kamu"
"Iya mah"
Ngobrol serius?
Ngobrol apa?
Dari pada bertanya-tanya lebih baik aku bersih-bersih sekarang.
Menuju kamar mandi tak lupa meraih handuk kesayangan ku.
Hanya butuh waktu beberapa menit saja untuk ku bersih-bersih, aku sudah bersih dan wangi jadi ga perlu mandi lama-lama, takut ada yang naksir, kan aku hanya milik Chika seorang.
Tok tok tok
"Rain udah kan bersih-bersih nya, jangan naro handuk di atas kasur ya, kamu juga udah di tungguin sama papi di bawah" teriak mama lagi.
"Jangan repotin Chika kalo kamu mau nikah sama dia!" Lanjut mama.
Ngeri amat buat yang satu itu, ancaman nya.
Dengan terpaksa aku mengambil kembali handuk yang ku letakan di atas kasur dan ku gantung di jemuran kecil di balkon.
Lalu turun untuk menyusul mama dan papi yang udah lebih dulu sarapan.
"Pagi ma, pagi Pi" sapaku.
"Pagi sayang" balas mama.
"Pagi rain"
Mama menyendok kan nasi goreng favorit ku untuk sarapan.
"Papi mau ngomong apa sama aku, katanya serius?"
"Makan aja dulu, kamu belum makan satu suap pun"
"Hem"
Lalu aku menyantap nasi goreng yang ngebul, kalo di abang-abang jualan di tambah kerupuk nih.
"Papi mau tanya satu kali lagi sama kamu rain" ucap papi memulai pembicaraan.
Aku menatap nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Maps (END)
Teen FictionBagaimana rasanya tiap kali bertemu harus menuntunnya ke jalan yang dia inginkan, dan harus menjadi penuntunnya untuk pulang, yang bahkan aku saja tidak tau dia mau kemana?. yaaa sulit di jelaskan tapi ini kenyataanya, walaupun begitu aku tidak mara...