Niat

208 36 2
                                    

Aku punya niat yang baik.
~
Zahrain


















































































Zahrain POV

"Aku mau ngikat Chika Tante" ucapku dengan tegas dan dengan satu tarikan nafas.

Tante Aya kaget mendengarnya, aku yakin dia memang akan kaget.

"Tante kaget, Tante ga tau harus bicara apa, apa kamu sudah pikirkan ini dengan baik, kamu tau sendiri kan gimana keadaan Chika"

"Aku udah pikirin ini baik-baik, aku udah pada keputusan aku yang juga udah di setuju sama mama dan papi saya Tante" jawabku tanpa keraguan sedikitpun.

"Hem.. Tante bukannya ga mau kalo kamu jadi menantu Tante, tapi Tante takut Chika ga bisa jadi istri yang baik buat kamu, dengan semua kekurangan yang di miliki Chika, Tante ga akan enak kalo justru malah kamu yang ngurusin dia bukan sebaliknya" aku mengerti kekhawatiran Tante Aya.

"Rain ngerti sama kekhawatiran Tante, tapi pernikahan bukan hanya rain atau dia yang ngurusin, tapi karena cinta yang menjadi dasar dari niat baik rain, selama dia ada di samping rain, itu sudah lebih dari cukup, rain udah menyembunyikan cinta ini hanya karena rain takut dosa, tapi izinkan rain saat ini menghentikan cinta rain yang tidak halal, menjadi halal bagi agama rain sendiri, rain takut sama Tuhan kalo rain jatuh cinta pada seseorang yang tidak halal bagi rain, jadi izinkan rain untuk mencintai seseorang agar cinta rain bernilai pahala dan berkah untuk rain sendiri, Tante jangan khawatirkan keadaan Chika, Dia di kirim Tuhan agar rain menjadi manusia yang sabar, dan bersyukur, dia datang memberi banyak hal positif untuk rain, jadi tolong jangan larang rain untuk meraih pahala bernilai besar itu" aku sangat memohon pada Tante Aya agar dia tidak merasa khawatir dengan kehidupan kamu nanti.

"Naik baik kamu sangat kuat, Tante terharu, ada seorang pria yang mencintai anak Tante setulus ini.. hiks.. Tante bahagia, walau dia memiliki kekurangan tetapi Tuhan tetap menentukan jodohnya, bahkan laki-laki yang tidak Tante sangka"

"Tapi Tante tidak mengambil keputusan sendiri, kamu bisa tanyakan pada ayah nya Chika, biar dia yang memutuskan, jika Tante sudah merestui kamu, sekarang tinggal ayah Chika yang memiliki keputusan, yang akan menentukan masa depan untuk Chika" aku tau pasti akan seperti itu, karena tidak ada om Gudi di sini, dan dia lah yang akan menjadi penentu hubungan ini berjalan atau tidak.

"Rain akan datang dengan mama dan papi, kita akan bicara serius, nanti rain akan datang lagi ke sini"

"Terima kasih, ku sudah mau mencintai anak Tante dengan tulus rain, terima kasih, semoga ayah Chika menyambut niat baik kamu.

"Kalo gitu Tante ambilkan minum dulu"

"Ga usah Tante, rain mau langsung pulang aja, rain harus bicarakan ini sama orang tua rain"

"Hem.. kenapa cepet-cepet, yaudah hati-hati, salam untuk orang tua kamu ya"

"Iya Tante, Rain pamit" aku mencium tangan nya saat hendak pergi.

Menatap pintu kamar Chika di lantai dua sebelum benar-benar keluar dari rumah ini.

'semoga Tuhan juga merestui ini semua' batinku.

Sebelum pergi dari rumah Chika, ku chat Cio lebih dulu, untuk memberitahunya jika aku pulang lebih dulu, dan meminta nya menjaga Chika sebelum aku berhasil mengikatnya.

Dia hanya membalas dengan jempol, aku tersenyum melihatnya.

Kemudian aku menancap gas menuju rumah.

Your Maps (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang