Berharap hanya hal baik yang akan datang, bukan hal buruk.
~
ZahrainZahrain POV
"Mari kita bakar"seruku
Kami di taman saat, ini mama sama papi juga udah ada di sini, tapi Zio katanya masih di perjalanan.
Sofa panjang di bawa ke taman, untuk para ibu dan ayah tentunya, udah kaya raja, yang kerja kita.
Entah apa yang mereka bicarakan.
Chika hanya diam memeluk bonekanya dan menatap langit yang cerah, ku rasa langit lebih menarik daripada kami di sini.
"Olesin dulu mentega rain, lu ga fokus, mikirin apaan sih"
"Enggak, nih lu olesin dulu baru kasih ke gue, biar gue yang bakar"
Malam yang cerah di temani canda tawa dari sekumpulan orang kaya di belakang dan khayalan Chika, juga kerja keras kami yang bakar-bakar jagung, lama-lama jago kita bakar jagung, jadi lah tukang dagang.
Tak lupa musik yang tenang untuk menambah malam ini jadi semakin hangat.
Christy masih setia menemani Chika walau beberapa kali Christy meneteskan air matanya karena sesak sang Kaka masih lupa padanya, entah apa dia akan ingat kembali kenangan mereka atau selama nya akan seperti ini.
Drrrt drrrt
Ponselku bergetar, segera ku cek yang ternyata Zio yang Chat.
"Yo, ambil alih dulu gue mau ke depan dulu, Zio udah sampe"
"Kaya jendral sama prajurit, iye gue ambil alih"
Aku menuju ke depan, karena Zio sudah sampai tapi dia tidak tau kami di mana.
"Zi!" Teriakku.
Dari arah samping karena aku keluar dari taman.
"Weh di sini lu"
"Iya gue dari taman, kita ngumpul di taman soalnya"
"Oh ok ok"
"Ayo" ajakku padanya.
Dia mengikuti ku menuju taman.
"Susah ga nyari alamatnya?"
"Lumayan, tapi gue ga ngira rumah nya se gede ini, gue dari depan sampe bingung, yang gue liat cuma jalan rumah nya mana, berasa ga nyampe-nyampe"
"Hahaha iya ini rumah temen bokap gue"
"Oh pantes , rumah orang haya"
"Om, Tante, ini temen rain namanya Zio"
"Malam om, malam Tante, aku Zio"
"Iya malam juga nak zi" jawab Tante aya.
"Silahkan gabung nak zi" tambah om Gudi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Maps (END)
Teen FictionBagaimana rasanya tiap kali bertemu harus menuntunnya ke jalan yang dia inginkan, dan harus menjadi penuntunnya untuk pulang, yang bahkan aku saja tidak tau dia mau kemana?. yaaa sulit di jelaskan tapi ini kenyataanya, walaupun begitu aku tidak mara...