BAB 29 • Rasa itu menyiksanya

349 61 20
                                    

Setelah mengantar Vla pulang, Evans kembali ke perusahaan dan kini Ia sudah berada di ruangan pribadinya sibuk dengan berkas dan kaca mata menempel di area kedua mata nya. Saat Evans mencoba fokus dengan kerjaannya, Tiba-tiba Jason dan Bryan masuk keruangan pribadi Evans.

Evans melirik kearah Jason dan Bryan yang nyelonong masuk lalu duduk di sofa ruangan itu.

Jason : " Kalo dah selesai ngomong ko".
Bryan : " Kita tunggu".

Evans melepas kaca mata nya dan Ia taruh kaca mata itu di meja kerjanya. Evans tetap duduk bersandar santai di kursi kerjanya.

Evans : " ada apa??".
Jason : " Apa maksudnya tadi??".
Evans : " Gak ada maksud apa-apa".
Bryan : " Ini Lo yang memang gak nyadar akan perlakuan Lo sendiri apa emang Lo coba tutupin sii ko??".
Evans : " Biasa aja gak usah lebay kalian".
Bryan : " Lebay??? siapa yang lebay coba??? dateng berdua, gandengan , makan berdua candaan berdua dan 1 lagi!!!".
Jason : " Tatapan Lo itu semua orang yang melihat udah pasti faham ko!!".
Bryan : " Nahhh!!!! lagian ya, berduaan makan diresto kayak gitu, udah jelas aja ada sesuatu gak mungkin enggak??".
Evans : " Gue cuma jenuh aja, pengen sensasi beda, makanya gue ajak dia, faham???".

Jason dan Bryan saling memandang sekilas.

Bryan : " Serius??! cuma itu???".
Evans : " Iyaaa".
Jason : " Lo kalo mau Vla tinggal bilang aja nape sii ko?? gosah gengsi, ribet!!".
Evans : " Nanti kalo gue mau, pasti gue bilang, tapi emang gue gak ada niatan itu sekarang".
Bryan : " Dahlah susah emang ngomong sama orang yang lebih tua ini dan bahasnya soal rasa, kan rasa dia udah lama mati gara-gara tuh cewek mantannya, jadi mungkin dia mulai ada rasa lagi, tapi ya dia nya gak nyadar, gitu gak si ya jas".
Evans : " Kalian kenapa sii, sana lah keluar, je.. keluar je.. bry??".
Jason : " Yah... sii koko mulai gak asik dah??".
Bryan : " Nanggung ko, baru sampe sini, ya gak jas?! mager dah".
Evans : " Terserah Lo, penting kagak berisik!!".
Jason : " Paling cuma gaduh ko".
Bryan : " Hahaha".

begitulah mereka, kalau sudah kumpul bertiga bawaannya suka bercanda, banyak bicara dan asik bertiga. Namun keasikan itu sedikit tak tampak dari Evans saat ini, karena Evans merasa ada yang mengganggu di otaknya. Bayangan Vla terus ada dan suka muncul begitu saja.

Evans : " Je...".
Jason : " Yaps??? napee ko??".
Evans : " Lo gak ada niatan?? jalani hubungan sehat sama Vla mulai dari awal??".
Jason : " hah??? ahahaha.... sadar Lo ko nanya begitu??".
Evans : " sadar".
Jason : " Kagak ada sama sekali , udah sono srepet aja haha, tapi inget, jangan usik soal dia layanin gua ya???".
Evans : " meski nantinya dia bakal ada rasa sama Lo Je??".
Jason : " Dia?!! sii Vla maksudnya???".
Evans : " He'em".
Jason : " haha..... peduli emang gua sama dia??".
Evans : " susah emang bicara sama Lo Je, otak nya yang cuma mesum aja sama Vla".
Jason : " Nah itu tau?? makanya gak usah nanya lagi, yee kan???".
Bryan : " Udah lah ko, gass aja , nanti gue ikut ya haha".
Evans : " Gass gundulmu kuwi hmm".
Bryan : " Lha kok ngamoookkk??? kalem aja bang haha".

----

malam harinya, 3 saudara itu sudah berkumpul makan bersama diruang makan. Vla tak kunjung juga terlihat bergabung dengan mereka.

Evans yang terlihat paling gelisah diantara mereka.

Bryan : " Samperin aja ko, daripada resah haha".
Evans : " Kagak.. apaan sii Lo ngawur aja".

Jason memilih asik menikmati makanan malamnya. Hingga sudah sampai mereka selesai makan, Vla tak kunjung juga terlihat. Dengan sikap kaku nya, Evans bangkit terlebih dahulu dan menuju kekamar Vla.

Bryan : " naaaah tho, hemmm dasar ko evans".
Jason : " Halaaaaahhh , koko... koko".

ucapan mereka lepas saat melihat Evans berjalan mengarah kekamar Vla. Evans mengetuk kamar Vla terlebih dahulu, Vla pun menjawab dan menyuruh Evans masuk.

MAFIA LOVE STORY JeeBE GroupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang