Didalam mobil, saat perjalanan pulang dari resto menuju kembali ke Perusahaan Vla, Vla terlihat duduk bersandae dengan sedikit gelisah. Evans dan Jason menyadari gerak-gerik Vla itu karena memang Vla duduk di posisi bagian tengah diantara mereka berdua.
" Sayang ???". Ucap Evans dan Jason secara tidak bersamaan lagi dan lagi. Spontan Evans dan Jason saling melirik dengan tajam. Sedangkan sang sopir yang fokus menyetir terlihat dengan spontan ingin tertawa namun berusaha menahannya.
" Pak, ngapain barusan??". Tegur Jason pada sang supir dengan wajah juteknya.
" Maaf Tuan, maaf , saya cuma itu, anu.. eh enggak Tuan , saya itu...".
" Fokus aja nyetir jangan fokus pendengarannya di yang lain!??".
" Baik Tuan Jason". jawab sopir itu dengan nada dan raut muka bersalahnya.
" Xa, kamu kenapa??". Tanya Jason berusaha mendahului Evans.
" Jas, kepala aku pusing banget".
" Sayang?? kita kedokter yaa??? aku khawatir sama kamu??". Sahut Evans.
" Ko?? gak denger?? barusan Exa itu bicaranya sama siapa??".
" Aduh, udah deh!! kalau kalian mau berantem tahan duly aja, nanti aja kalian berantem di Perusahaan kalian!! jangan disini?? jangan bikin aku makin puyeng deh".
" Iya, maaf". Ucap Evans dan juga Jason bersamaan lagi.
" Sayang, Xa?? kita pulang aja ya? gak usah ke Perusahaan lagi??".
" Jangan Jas, 1 jam lagi aku ada meeting".
" Meetingnya penting banget Vla? gak bisa ditunda dulu??".
" Gak bisa Ko, meetingnya ini bakapan membahas soal invest baru yang mau gabung di Perusahaan aku".
" invest baru?? Perusahaan kamu butuh Invest tambahan Xa??".
" Iya sebenernya gak juga, cuma ada yang tiba-tiba tertarik dan Dia menawarkan kerja sama juga invest ny yang berbeda".
" Invest itu, apakah dia Laki-laki???". Tanya Jason dengan tatapan matanya menyelidik.
" Aku belum tahu orangnya Jas, tetapi mungkin saja iya, namanya juga belum jelas disebutkan, tetapi katanya, Dia itu orang sukses dan cuma ingin invest di Perusahaanku aja di kota ini".
" Kok firasatku agak aneh ya". Gerutu Evans.
" Firasat soal orang itu Ko??". sahut Jason.
" Iya, kita gal boleh lupa Jas, Vla itu udah jadi bagian besar dikehidupan kita, dengan posisi juga jabatan serta , kita gak boleh lupa kata mafia itu gak akan pernah bisa dihapus dari kira bertiga?? jadi...".
" Jadi... jika ada suatu hal yang baru berhubungan dengan Vla ini, kita perlu waspada dan harus menyelidiki nya terlebih dahulu". Sahut Jason pada Evans.
" Iya, lebih baik seperti itu".
Vla tak lagi menyahut, Vla memilih diam memejamkan mata sambil menyandarkan kepalanya pada pundak Jason. Tangan Jason langsung mendekap Vla dari samping. Melihat itu Evans memilih untuk menahan rasa cemburu dan keiriannya pada Jason. Evans mulai berfikir, Ia akan mencoba untuk mulai beradaptasi dengan keadaan bahwa Ia adalah suami ke dua dan Jasonlah yang pertama. Namun Evans dikejutkan, karena tiba-tiba, tangan Vla meraih jemari Evans dan menggenggamnya. Evans melihat jemari Vla begitu nyata memang menggenggam jemarinya. Evans langsung membalas genggaman itu dan sempat tersenyum sekilas.
" Gimana sih caranya bikin kalian bisa rukun tanpa aku harus ada cerai diantara kalian?? karena jika aku menceraikan salah satu dari kalian, bukankah kalian malah akan bertengkar seperti biasanya". Gerutu Vla didalam hatinya sambil Ia terus memejamkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA LOVE STORY JeeBE Group
General FictionKisah seorang gadis yang saat remaja biasa disapa dengan nama Vla. Tak pernah menyangka akan hidupnya bisa serumit dan sempat merasa ngeri. Vla adalah gadis manis, cantik, baik meski Ia sering bersama dengan teman akrabnya menggeluti dunia hiburan...