Vla terbangun dan perlahan Ia duduk bersandar di tempat tidurnya. Evans masuk dan membawakan nampan berisi sarapan, susu dan air putih dingin untuk Vla. Evans meletakkan itu dimeja sebelah tempat tidur Vla.
" Ko Evans gak usah repot-repot Ko".
" Nggak repot kok Vla, Kamu mau mandi dulu apa mau makan dulu??".
" Aku pengen mandi dulu Ko".
" Mandi berendam aja ya, biar aku siapin air hangatnya??"
" Ko jangan Ko, gak perlu Aku bisa sendiri Ko".Evans tersenyum.
" Tunggu bentar ya Vla?? Aku siapkan dulu air hangatnya".
Vla diam dan memandang wajah Evans dengan sendu. Vla sungguh merasakan sikap hangat Evans terhadapnya. Bahkan belum ada ikatan apapun, sikap Evans terasa seperti sikap seorwng Suami ya g sesungguhnya. Bukan seperti sikap Jason yang statusnya sah Suami Vla. Evans bangkit dan menuju kekamar mandi Vla. Evans menyiapkan Air hangat dikamar mandi Vla, yang memang disana sudah terpasang alat, yang bisa mengatur suhu airnya.
" Ko Evans penyanyang banget, buka mata Vla.. mulai belajarlah terima Ko Evans, dia yang harusnya Kamu cintai, sikap lembutnya, perhatiannya, kasih sayangnya, terlihat sangat tulus, bahkan jauh daripada Jason... Oke.. aku gak akan lagi fikirkan Jason.. Aku akan fokus sama Ko Evans, jika memang Jason terus menahanku disini, kenapa tidak juga jika Aku bisa menikmatinya, meski tak bisa menikmati kebahagiaan dengan Jason, setidaknya ada kebahagiaan lain yang berpihak padaku, dan Aku bisa menerima itu dan menikmati hidup Aku yang sesungguhnya".
Vla menggerutu sendiri. Tak lama Evans keluar dari kamar mandi dan mengambilkan baju ganti dilemari Vla. Lalu Ia berikan pada Vla.
" Ini baju gantinya Vla, Airnya juga sudah siap Vla".
" Makasih ya Ko".
" Mau Aku gendong Vla?!".
" Gak usah Ko, Aku masih kuat jalan kok".
" Yasudah, Kamu hati-hati ya Vla".
" Iya Ko Evans, Ko Evans gak ke Perusahaan??".
" Aku gak berangkat bareng Jason juga Bryan, nanti Aku berangkat sendiri kok bawa mobil sendiri, Aku mau temenin kamu dulu, Aku pengen suapin makan kamu dulu".
" Eh, Gak usah Ko".
" Sst.. udah Kamu buruan mandi dulu ya".Vla menganggukkan kepalanya. Evans duduk menunggu Vla selesai. Tak lama kemudian, Vla keluar dari kamar mandi. Vla yang sudah memakai dress kini duduk disofa. Evans mendekatkan nampan berisi sarapan dan minuman itu dimeja depan Vla. Evans meraih piring berisi nasi dan lauk pauk lalu Ia menyuapi Vla. Vla tak banyak bicara, Ia hanya menurut pada Evans. Evans dengan sabar menyuapi Vla. Vla sebenarnya ingin marah pada Evans, karena kejadian malam itu membuatnya hancur dan ditambah lagi mendapat caci makian Jason yang masih selalu saja terngiang dikepalanya. Namun, karena ketulusan Evans yang Vla lihat, Vla tak kuasa menuruti egonya. Justru Vla berfikir, mungkin dengan begitu akan bisa menyadarkan Vla, bahwa Jason tak akan pernah bisa mengerti dan percaya kepada Vla. Sifat Jason juga semakin terungkap dan Vla semakin tahu.
" Habisin ya Vla".
Vla hanya diam dan terus mengunyah makanannya sambil pandangannya kosong lurus kedepan. Namun tiba-tiba air matanya mengalir dan jatuh begitu saja.
" Astaga Vla, kok Kamu nangis?!".
Evans meletakkan piring dimeja lalu mengusap air mata Vla. Vla menoleh kearah Evans.
" Vla?? kenapa nangis?? masih sakit ya?! nyeri ya Vla?? kita kedokter aja ya Vla?! mau??".
Vla menggelengkan kepalanya.
" Vla.. kenapa??? Karena tadi malam ya?? maaf ya.. semalam itu diluar kendali Aku Vla, jujur Aku cemburu kamu selalu dekat dengan Deon bahkan kalian sedekat itu?? Vla.. sekali lagi maafin Aku?? Aku akan tepatin janji Aku Vla, Aku akan segera nikahin Kamu, Kamu mau kan??". Ucap Evans panjang lebar karena Ia sungguh merasa tak enak hati pada Vla.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA LOVE STORY JeeBE Group
General FictionKisah seorang gadis yang saat remaja biasa disapa dengan nama Vla. Tak pernah menyangka akan hidupnya bisa serumit dan sempat merasa ngeri. Vla adalah gadis manis, cantik, baik meski Ia sering bersama dengan teman akrabnya menggeluti dunia hiburan...