MAFIA LOVE STORY JeeBE Group

74 • Siapa Dia

Beberapa hari kemudian, Vla telah kembali pulang kerumah. Vla duduk menangis sambil memeluk dompet dan jas Jason yang ditemukan di area hilangnya Jason. Vla juga mengusap selimut tempat tidur yang ada dikamar Jason. Namun beberapa hari kemudian, karena nasehat serta masukan dari Evan, Vla terus berusaha bisa menerima kenyataan bahwa Jason telah benar-benar pergi meninggalkan mereka semua.

"Kenapa sih Jas.. baru saja Exa dan Jonson dipertemukan dan menikmati keindahan suatu hubungan, malah kembali dipisahkan lagi" gerutu Vla sambil menahan air matanya yang sudah rasanya menggenang dan ingin jatuh. Vla mengusap dan membelai perutnya sendiri.

"Ko Evan benar, Aku gak boleh larut dalam kesedihan karena bisa membahayakan anak Kita ini, Jas" gerutu Vla.

"Papa juga benar, Aku harus bisa menjaga amanat dari Kamu ini dan melahirkannya dengan sempurna, Dia adalah Jason junior, Dia yang akan menjadi sesosok Jason lagi nantinya yang akan selalu ada disisi Aku"

"Sayang.. Kamu baik-baik ya, bantu Mama biar bisa terus kuat dan bisa besarin Kamu bersama Ayah Evan" ucap Vla sambil mengalir air matanya.

"Papa Kamu mungkin sudah bahagia disana Nak, Papa Kamu pasti seneng Kamu ada diperut Mama, Mama janji akan selalu sayangi Kamu Sayang, apapun yang terjadi nanti. Kamu juga adalah harapan Mama, Sayang" gerutu Vla lagi sambil mengusap air matanya.

Hari semakin berjalan. Antara Vla dan Evan saling berusaha menguatkan juga mengingatkan bahwa mereka harus tetap bisa menjalani hidup dan Jason tak akan pernah mereka lupakan.

Usia kandungan Vla sudah jalan enam bulan. Vla sudah mulai bisa lumayan merasa tenang, meski Ia masih saja suka menangis disaat Ia ingat dan rindu sesosok Jason. Vla juga sudah mulai bersedia kembali melakukan kewajibannya sebagai seorang istri pada Evan. Meski begitu, Evan tetap tahu aturan dalam melakukannya. Evan tak egois dengan hasratnya karena Ia tak ingin membuat celaka calon bayi keturunan keluarga Winata. Evan tak seringkali melakukannya. Baginya, ada Vla yang membalas kasih sayangnya itu membuatnya sudah sangat bersyukur.

Suatu hari, ada hal yang mengejutkan keluarga Winata. Perusahaan kedua dari pihak Ghani tiba-tiba porak poranda. Hal tersebut diinfokan dari orang pihak Winata yang memang ada dibagian pemantauan bisnis pihak Ghani itu. Suatu hal yang mustahil tetapi nyata. Perusahaan bisnis kedua keluarga Ghani yang lumayan besar berhasil dihancurkan oleh orang yang membuat para keluarga Winata menaruh rasa penasaran siapa orang itu. Kini, Keluarga Winata itu yang tak lain adalah Evan, Bryan, Willi dan juga Sony berkumpul di Perusahaan Jebee Group tepatnya diruangan Evan.

"Siapa orang itu? hebat sekali Dia" gerutu Sony dengan wajah herannya.

"Apakah Ghani punya musuh selain keluarga ini?" seru Bryan.

"Sepertinya tidak ada, tetapi tidak tahu juga kalau Dia ada musuh dari luar negeri yang turun tangan menyelinap di Perusahaan Ghani yang ada di Indonesia" sahut Willi.

"Tapi hebat sekali orang itu, bisa separah itu memporak-porandakan Perusahaan yang lumayan besar" gerutu Evan.

"Kira-kira siapa ya? seahli itu Dia cara menyelinap dsn menghancurkannya" gerutu Bryan lagi.

"Siapapun Dia, pokoknya Kita tetap waspada dan jangan lengah soal Perusahaan" balas Evan.

"Iya, kalian mulai fokus saja di Perusahaan, soal balas dendam atau pekerjaan diluar Perusahaan yang ada diluar Kota atau pantauan soal profesi mafianya, serahkan dulu saja sementara pada orang kepercayaan Kalian dan jangan dulu terpancing untuk kembali menyerang, Kita harus lihat celah dan berfikir jernih untuk menebak dengan cara motif apalagi Ghani merencanakan untuk menghancurkan keluarga Winata"

"Apalagi, dengan kondisi Perusahaan Dia yang begitu, takutnya Ghani mengira itu adalah suruhan orang Kita dan Kita malah kena dampaknya, Dia berikan penyerangan yang extra" Ucap Willi.