72 • Masih Belum Terungkap

100 17 2
                                    

Dua minggu setelah kejadian dimalam itu, titik terang soal Jason masih saja belum terlihat. Bahkan pantauan Evan soal cardnya itu juga tak ada nampak. Card tersebut masih tak kunjung juga dicairkan atau ditarik dana sepeserpun. Antara Evan dan Bryan berfikir keras soal itu. Mengapa laki-laki yang mereka sangka Jason itu tidak kunjung ada menarik sejumlah uang. Mereka juga kembali dibuat bingung bahwa laki-laki itu benar atau bukannya seorang Jason.

"Ko, tapi Gue yakin? Dia itu Jason!?" ucap Bryan pada Evan. Mereka berdua memilih keruang kerja pribadi milik mereka didalam rumah mewah itu untuk membahas soal Jason tersebut agar tidak terdengar oleh Vla.

"Sama Bry, tapi kenapa sampai sekarang Dia gak ada cairkan uang itu? Gue yakin Jason gak lupa password Card diantara Kita!?"
"Tapi jika ternyata orang itu bukan Jason gimana Ko? Card Lo apakah tetap bisa aman?"
"Soal Card kapanpun bisa Gue bekukan karena itu atas nama Gue, Bry.. tetapi, yang Gue heran? kalau memang kemiripan Jason pada laki-laki itu hanya suatu kebetulan, lalu motif Dia ada tolong Kita itu apa!?"
"Nah iya, bener Lo Ko"
"Lalu selanjutnya gimana Ko? apa Lo mau segera bekukan card itu?"
"Nggak, Gue akan tunggu lagi dan terus pantau isi didalam card itu"
"Sampai kapan Ko?"
"Kenapa malah bahas soal Card itu sih Lo, Bry!?"
"Ya gak gitu Ko!? kalau seandainya memang benar Dia bukan Jason, gimana coba?"
"Ya kalau memang Dia bukan Jason, orang itu gimana bisa tarik uang, Bryan!? kan gak tau passwordnya! gimana sih Lo!?"
"Eh, iya juga ya.. tapi Ko"
"Apalagi"
"Gak deh gak jadi, hehe"
"Hih Lu ini dasar! serius napa sih!"
"Iya ini serius Gue Ko, maaf deh maaf"

"Sebenarnya Jason dimana sih, gimana ya keadaannya? apa benar Dia berhasil lolos waktu itu? tapi gimana bisa? sedangkan daerah pulau tersebut sudah dikepung sama musuh Kita?" gerutu Evan.
"Tapi semoga Jason memang selamatlah Ko, gimanapun caranya, yang penting Jason bisa segera kembali sama Kita Ko"

"Kali ini benar-benar pelajaran buat Kita Bry" nasehat Evan.
"Iya bener Ko, selanjutnya Kita harus lebih hati-hati terutama pada jebakan-jebakan modus baru yang menyangkut belas kasihan" balas Bryan.

"Aghhhh! Je..! Lo dimana sih! setidaknya kasih kabar ke Kita Je! jangan begitu! kasihan Vla Je, Dia mengandung anak Lo! Vla kasihan Je, Dia lemah gak ada Lo!" gerutu Evan kesal sendiri.

"Ko, Vla tadi lagi ngapain?"
"Dia tadi tidur siang, makanya Gue ajak Lo kesini dan bahas soal ini"
"Tapi mendingan jangan dulu sering tinggalin Vla deh Ko, Gue khawatir"
"Gak cuma Lo, Gue juga!"
"Yaudah tunggu apalagi, takutnya Vla bangun Ko, dan berbuat aneh-aneh atau nekat, atau mungkin diluar pikirannya, karena kebutaannya ingin segera bisa menemukan Jason"
"Iya Lo bener Bry, yaudah Gue urus Vla dulu, pokoknya perusahaan handel Lo dulu, kalau ada masalah atau Lo kesulitan segera hubungi Gue"
"Oke Ko, pasti"

Evan bergegas meninggalkan ruang kerja kedap suara itu kemudian Ia segera menyusul Vla yang sedang istirahat dikamar Jason. Evan mendekat dan duduk ditepi ranjang kamar milik Jason itu. Terlihat Vla masih saja terlelap. Namun disaat Evan menyentuh pipi Vla, Evan terkejut bukan main karena pipi Vla terasa panas ditangannya.

"Astaga, Vla? Sayang???" ucap evan sedikit merasa panik dan menyentuh pipi juga leher dan kening Vla secara bergantian.

"Vla, Sayang? bangun? Vla? Kamu demam???" panik Evan.

"Jas... jangan pergi.. Jas.. Aku ikut Kamu.. jangan tinggalin Aku" suara Vla sambil masih memejamkan matanya.

"Sayang. suhu badan Kamu panas sekali?" gerutu Evan. Evan berniat sudah akan membawa Vla kerumh sakit, namun teringat soal kehamilan Vla, Evan memilih mengurungkan niatnya membawa Vla pergi keluar dari rumah itu. Evan menghubungi dokter pribadi keluarganya untuk segera datang kerumah memeriksa istrinya itu. Dokter tersebut tak lain adalah teman karib dari tiga bersaudara itu sendiri. Dokter itu pun sergap segera datang kerumah megah itu.

MAFIA LOVE STORY JeeBE GroupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang