75 • Belum Bisa Terima Kenyataan

105 18 4
                                    

Begitu mendapatkan info lokasi penarikan dana, Evan dan Bryan bergegas pergi kelokasi itu. Evan juga menyuruh beberapa orang mengawalnya juga beberapa orang menyelidiki area atm lokasi penarikan itu. Didalam mobil yang dikemudikan oleh seorang sopir, Bryan dan Evan duduk manis sambil menunggu mobil tersebut sampai ditujuan.

"Ditarik berapa emangnya Ko?" tanya Bryan.
"Lima ratus juta" balas Evan.
"Hah? banyak juga ya?" gerutu Bryan.
"Menurut Lo, Dia Jason atau bukan Bry?" Tanya Evan pada adiknya itu.
"Itu dia, bingung Gue Ko, secara harusnya sih itu memang Jason? tapi kalau Dia Jaosn terus yang dimakamin kemarin siapa, Ko?" balas Bryan.
"Pikiran Kita sama" gerutu Evan.
"Tapi kalau ternyata itu adalah orang lain gimana Ko? nasib uangnya?"
"Ihklasin aja"
"Hah? sesimple itu?"
"Lo lupa? gimana orang itu seringkali melindungi Vla dan berbuat baik sama Kita?"
"Iya juga sih, terus?"
"Ya setelah itu, itu Card bakalan Gue bekukan. Tetapi kita tunggu dulu selanjutnya akan ada info apa atau bahkan akan ada yang hubungi Gue nantinya" terang Evan.
"Keburu dikuras abis itu uang Ko"
"Tenang aja, jumlah uang disana udah Gue atur"
"Maksudnya?"
*Cuma ada dua milyar aja"
"Oh, jadi batas keihklasannya maximal dua milyar gitu ya Ko"

Evan hanya melirik tajam kearah Bryan penuh makna. Bryan yang faham apa arti dari tatapan tajam Kokonya itu hanya bisa nyengir saja. Setelah itu keduanya sempat terdiam sesaat hingga akhirnya Bryan kembali bersuara.

"Ko" panggil Bryan lagi.
"Apa" balas Evan.
"Lo marah sama Vla?"

Evan hanya diam saja sambil melihat pemandangan dikaca samping mobilnya.

"Lo pasti cemburu kan Ko?"
"Kalau tau kenapa mesti nanya!" ketus Evan sambil melihat kearah Bryan sekilas.
"Kasihan Vla, Ko? jangan didiemin Dianya ya"

Evan kembali terdiam saja.

"Ya Ko? Lo lupa? Dia lagi hamil Ko, Lo juga kan tahu wanita hamil itu gimana sensitif pemikiran juga hatinya?"
"Iya iya, bawel amat sih Lu hih!" gerutu Evan.
"Ya gak gitu Ko, ntar Gue yang hibur Dia, Lo bakalan marah sama Gue?"
"Gak usah pernah sedekat itu sama istri Gue!"
"Nah kan, hmm? ingat Ko, Vla butuh Lo, apalagi disaat keadaan yang seperti ini"
"Iya iya, udah gak usah bawel!"

Bryan langsung terdiam tak lagi ada berbicara.

***

Dikamar, Vla ditemani Dekan duduk disofs kamar milik Vla. Vla memeluk figura berisi foto Jason bersamanya. Vla kembali menangis.

"Kak" Panggil Dekan.

"Kak Exa, udah ya jangan nangis Kak, kasihan dedek bayinya?" suara Dekan lagi.

"Kakak rindu sama Jason, Dek" balas Vla dengan suara beratnya. Dekan sendu melihat kesedihan adiknya itu.

"Maafin Dekan ya Kak, Dekan harus lakukan ini" gerutu Dekan didalam hatinya sambil menundukkan pandangannya.

"Jason lagi apa ya Dek disana, pasti Doa bahagia disana ditemanin sama bidadari yang cantik-cantik" celoteh Vla sambil terus memeluk foto itu.

"Kak, udah deh.. pikirannya gak usah macem-macem gitu? mending sekarang Kakak istirahat aja ya?"

Vla menggelengkan kepalanya.

"Kak? Kakak harus banyak istirahat? gak boleh berfikir berat apalagi sering merasa sedih?"
"Enam bulan lewat sudah, hari-hariku tanpa Dia, Dek.. jujur Aku masih gak percaya Jason itu beneran tega pergi tinggalin Aku?"
"Kak...?"
"Bahkan, Dia pergi begitu saja tanpa ada pamit atau tinggalin Aku amanat apapun! setidaknya hanya kata kecil apapun yang bisa membuatku tahu kalau Dia itu mau pergi!?"
"Kakak, udah? gak ada guna Kak, Kakak itu begini terus?"
"Rasanya, Kakak udah gak mau mikir lagi soal hidup, Kakak pengen ikut sama Jason, Dek"
"Kak!? udahlah Kak, udah?"

MAFIA LOVE STORY JeeBE GroupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang