Dua hari telah berlalu, Vla hanya menggunakan waktunya untuk menangis, diam dan bahkan terus melamun. Evan merasa bersalah karena hilangnya Jason karena sempat untuk menyelamatkan dirinya. Evan sangat sendu melihat keadaan Vla. Evan terus mencoba menjaga Vla dengan caranya meski Vla memilih terus diam dan tak merespon sikap perduli Evan padanya.
Siang hari, Evan naik keatas membawakan makanan dan minuman untuk Vla sendiri. Ia menuju kekamar Vla. Namun disana, Evan tidak menemukan Vla. Evan langsung panik. Ia menaruh nampan berisi makanan itu dimeja kamar Vla. Evan langsung mencari keberadaan Vla. Saat Evan keluar dari kamar Vla, Ia melihat pintu kamar Jason terbuka. Evan langsung berjalan perlahan mendekati pintu kamar Jason itu. Evan berdiri diam terpaku melihat kedalam kamar itu.
Vla duduk diatas ranjang milik Jason itu dan menyentuhnya.
"Jas.. maaf ya, Aku masuk tanpa seijin Kamu" gerutu Vla sambil berlinangnya air matanya.
"Jas, Kamu sedang berjuang ya disana? Aku mau bantu Kamu Jas, tapi gimana caranya? Aku kangen Kamu Jas, apa Kamu gak kangen sama Aku?"
Evan terus terdiam mengamati dan mendengarkan gerutuan Vla itu.
"Jas, Kamu jahat banget sih? Kamu berhasil hamilin Aku, tapi kenapa Kamu lama tinggalin Aku? Aku mau manjaan sama Kamu, Aku mau Kamu Jas! Kamu kenapa suka banget sih siksa Aku!? mana janji Kamu Jas?" gerutu Vla sambil terus berlinang air matanya membasahi pipinya.
Vla menyentuh perutnya sendiri.
"Kamu belum sentuh calon anak Kita Jas, Aku mau Kamu menyentuhnya, kapan Kamu pulang? gimana keadaanmu Jas? kenapa Papa larang Aku untuk lihat kondisimu meski hanya lewat sebuah panggilan Video? Aku khawatir baget sama Kamu Jas"
Evan perlahan masuk kedalam kamar itu.
"By..." suara Vla lagi sambil memandangi foto Jason dimeja yang ada didekatnya.
Vla malah menangis sesenggukkan. Vla menunduk menutup wajahnya sendiri menggunakan kedua telapak tangannya. Evan langsung duduk didekat Vla dan mendekapnya.
"Maafin Aku Vla" ucap Evan sambil membelai kepala Vla.
"Maaf, karena Aku, Jason dalam bahaya"
"Ko, Kapan Jason bisa pulang? Aku rindu sama Dia Ko? Aku ingin ketemu Dia, atau bawa Aku kesana, Aku ingin merawatnya, Aku gak mau jauh-jauh lagi dari Dia Ko, Aku gak mau!" ucap Vla dengan sesenggukkan.Evan kembali menitikkan air matanya. Ia semakin bingung mencari alasan soal Jason, Karena Vla masih belum mengetahui bahwa sebenarnya Jason telah hilang dan tak kunjung bisa ditemukan.
"Sayang, makan dulu yuk? akhir-akhir ini pola makanmu buruk sekali Sayang, Kamu harus jaga kesehatan? kasihan janin Kamu?"
Vla menggelengkan kepalanya dan itu dirasakan oleh Evan. Evan melepaskan dekapannya lalu menatap mata Vla.
"Sayang? dengerin Aku?"
"Ko, Aku cuma mau Jason Ko?"
"Vla, ada amanat dari Jason diperut Kamu, apa Kamu lupa itu?"Vla terdiam terus menatap mata Evan.
"Kamu harus menjaganya dengan baik? Jason akan sangat marah sama Kamu, kalau sampai Kamu gak ada menjaganya?"
"Tapi Ko, gimana bisa Aku..."
"Bisa, harus bisa! Kamu harus selalu ingat, selama ini Kita inginkan ada sebuah nyawa bersemayam dirahim kamu, Vla? dan Tuhan sudah berikan kesempatan itu? jangan sia-siakan Vla, Kamu harus bisa menjaganya"Vla tak sanggup berkata apapun. Vla hanya bisa menangis sambil menggelengkan kepalanya.
"Apa Kamu lupa gimana Kamu saat itu berusaha agar bisa hamil???"
"Ko, Aku udah gak sanggup begini? dua hari rasanya Aku sudah hampir gila gak ada Jason Ko? Ko.. bunuh saja Aku, Aku gak mau menderita lagi, Jason.. Dia jahat Ko! Dia selalu jahat sama Aku! Dia bikin Aku menderita lagi!" teriak Vla dengan nada keputus asaannya. Itu membuat Bryan yang baru saja pulang dari Perusahaan langsung bergegas menuju kearah suara itu. Bryan berdiri diam didekat pintu kamar Jason.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA LOVE STORY JeeBE Group
General FictionKisah seorang gadis yang saat remaja biasa disapa dengan nama Vla. Tak pernah menyangka akan hidupnya bisa serumit dan sempat merasa ngeri. Vla adalah gadis manis, cantik, baik meski Ia sering bersama dengan teman akrabnya menggeluti dunia hiburan...