Sensi

8K 803 24
                                    

Author

"Tir, Lo nanti ke rumah ya". Ujar Gena.

"Ngapain mbak?".

"Lo gak kangen sama gue? Jahat banget sih lo'. Ujar Gena berkaca kaca

"LAH LAH, KO NANGISSSS". Pekik Tiara panik.

"Lo apain Tir, Hayooo gue aduin suaminyaaa". Timpal Reyhan yang baru datang.

"Hayooo". Tambah Septa.

"Sep. Muka lo ngeselin amat sih". Sungut Gena tiba tiba.

"LAHHH, Salah gue apaan maesaroh".

"Salah. Salahnya muka lo kenapa ngeselin sihhhhhhhh".

Gena menabok pelan pipi Septa.

"Settt dahhhh, bumil kenape jadi kayak macan laper sih jadinya". Ujar Septa.

"Pergi lo sep, ngeselin banget sih muka lo".

"Gue diem juga disalahin, sialaann".

"Anak lo mirip Gue mampus lo". Timpal Septa.

"AMIT AMITTTT...". Pekik Gena.

"Lo nyumbang Sep? Ck ck ck, gue cepuin ke Pak Gio biar digorok ah". Ujar Reyhan.

PLAKK.

"Sembarang aja lo".

"Assalamualaikum ya ahli kubur".

"Waalaikumus-".

"HEH SIALAN, DIKIRA GUE DAH MATI". Pekik Tiara.

"Seger banget muke lo bedua". Timpal Septa.

Juan menaik turunkan alisnya dan mengusap perut Sasa.

"HAMIL???!!!!".

Pekik serentak Tiara Gena Reyhan dan Septa.

Seluruh mata yang ada dikantin menatap mereka. Juan hanya menampilkan cengirannya.

"Set dahhh, lo pada hamil. Lah gue hamilin siapa". Ujar Septa.

"Reyhan tuh nganggur".

"Masih normal gue anjir".

"SEPPPP, MUKA LO TUTUPINN DEHHH. SEBEL GUE LIAT MUKA LO". Pekik Gena.

"Set dahhhh ya allahhhhh, diem aja gue salah".
________________________________________

"Mbak, kalau gue pukulin lo berdosa gak?". Ujar Tiara. Gena menghentikan kegiatannya.

"Solimih lo, gak boleh. Kualat sama kakak ipar bisa bisa lo".

"Aw.. aww.. sakit ege". Pekik Tiara.

Setelah sensi habis habisan dengan Septa, kini ia menjadikan adik iparnya sebagai boneka hidup. Mulai dari mengkepang Rambutnya, menjadikan kelinci percobaan untuk membuat alis dan berakhir tinggi sebelah.

"MAS GIOOOOO. TOLONGGGG... ISTRI KAMUUUUU JADIIN AKU KELINCI PERCOBAANNNN". Teriak Tiara tiba tiba dan membuat Gena kaget.

"Eh dugong, lo gak kasian ama anak gue ntar. Kalau lo punya ponakan ileren mau? Gue lg pengen ngepang rambut nih, berhubung punya adek perempuan. Kenapa nggak ye kan". Ujar enteng Gena.

Gio menuruni tangga dan berkacak pinggang melihat Istrinya yang duduk disofa dan Adiknya lesehan didepannya dengan rambut yang sudah tak berbentuk.

"Massss, liat nih rambut aku. SAKIT BEGOOOOO". Tiara terpekik kala Gena menjambak rambutnya memberi kode agar tak mengadu.

"Kasihan Ara loh Yang". Ujar Gio dan duduk disamping Gena.

"Iya iyaaaa, ini udahhhh".

Gena menyisir dengan tidak manusiawi dan membuat Tiara mengaduh.

"GILAK! Bisa ikutan copot nih otak gue".

Tiara berdiri dari duduknya dan langsung menyambar tasnya.

"Emang punya?". Tanya polos Gena.

"Dikit kayaknya". Sahut Tiara sambil manggut manggut.

Gio hanya menggeleng melihat dua orang tersayangnya yang sama sama sableng ini.

"Pamit dulu, bisa setres lama lama deket Mbak Gena".

Tiara meraih tangan Gena dan Gio untuk pamitan.

"Gak nginep aja". Tawar Gio

"Kagak, mbak Gena lagi fase bumil rese. Cenut cenut my head".

Tiara meninggalkan rumah dengan tangan yang tak berhenti mengusap kepalanya yang terasa cenut cenut.

"APA?!". Sungut Gena saat matanya bertubrukan dengan Gio.

Gena meninggalkan Gio yang terbengong kaget.

"Nafas aja salah kayaknya dimata Bumil". Lirih Gio.

"EMANG!!!". Sahut Gena diujung tangga.

Gio berjengit kaget.

Galak bener. Batin Gio.

Sepertinya sumpah serapah Gena saat masih bermusuhan dengan Gio terkabul. Kini ia malah menjadi Istri Gio, cabe cabe annya Gio, dan juga Istri Galaknya Gio.

"Sayang..".

Gio duduk ditepi ranjang sedangkan Gena memunggunginya.

"Marah kenapa lagi sih..". Tanya Gio.

"Tiara pulang, jadi gak ada yang aku kuncirin rambutnya". Adu Gena.

"Sebagai gantinya Mas aja ya". Tawar Gena.

"Mas capek loh Sayang... masa gak kasihan sama Mas".

Gio ikut merebahkan diri dan mengendus wangi parfum Gena pada tengkuk.

Gena membalikkan badannya dan mengusap pipi Gio.

"Capek yaa.. yaudah bobok aja deh".

Gio sedikit berjengit kaget, biasanya harus diwarnai perdebatan dulu jika terjadi penolakan. Namun kini tidak.

Gio memeluk Gena dan ikut memejamkan mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gio memeluk Gena dan ikut memejamkan mata. Lelahnya sedikit berkurang ketika sudah berdekatan dengan Gena.

Cup.

Ia selalu menyempatkan mengecup kening Gena sebelum berlanjut ke alam mimpi.

_____________________________________

Hallo Guyssss

Balik lagi nicchhh

Masih banyak yang nungguin gak sih? Atau kurang menarik ceritanya?

Btw, tengkyu yang masih mampir❤️

Hot Relationship  "After Marriage" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang