Kecurigaan

3.1K 513 22
                                    

Author

Dilain tempat, meninggalkan Gio dan Gena. Ratna memasuki rumah orang tuanya. Rumah itu kini hanya dihuni oleh orang tuanya dirinya dan kadang kadang Adiknya beserta Andi menginap disana. Kebetulan hari ini Andi masih berada dirumah mertuanya itu.

Setelah Ratna memarkirkan mobil, ia masuk kedalam rumah. Pintu depan terbuka yang pastinya didalam ada orang.

Ia mengedarkan pandangan, rumah nampak sepi. Ia berjalan makin masuk dan berhenti saat menemukan seseorang berpapasan dengannya.

"Kok duluan lo sampainya?" Tegurnya saat melihat Andi yang sudah dirumah.

"Eh anu iya mbak, buru buru tadi. Soalnya ditelepon Resti, katanya minta dianterin keluar," Sahut Andi.

Ratna memincingkan mata curiga dengan gelagat Andi, terlebih lagi tangannya berada dibelakang badan seperti menyembunyikan sesuatu.

"Lo nyembunyiin apaan?" Tanya Ratna curiga.

"Ha? Nye-nyembunyiin apa mbak? Nggak ada tuh."

"Aku permisi dulu mbak, Resti udah siap siap kayaknya," sambung Andi dan meninggalkan Ratna yang tengah mengamati dirinya dengan tatapan sulit diartikan.

"Gak beres nih anak," guman Ratna.

Andi dengan langkah terburu buru kini memasuki kamarnya dan disambut tatapan heran dari Istrinya.

"Kamu kenapa Mas?"

Andi menggeleng pelan sambil bersandar pada pintu sembari mengatur nafasnya.

"Itu, itu foto siapa?"

Sadar akan foto yang berada ditangannya, buru buru ia menyembunyikan itu dibalik badannya.

"Bukan, bukan siapa siapa."

"Jadi keluar kan? Kalau gitu aku mandi dulu."

Istrinya hanya mengangguk samar dan mempersiapkan baju ganti untuk Andi. Sedangkan Andi menutup pintu kamar mandi dan menghembuskan nafas pelan.

Ia menaruh foto yang berada ditangannya kedalam saku kemeja yang ia pakai.

"Hampir aja," gumamnya.

Setelah dirasa nafasnya kembali normal ia mulai membersihkan diri.

***

"Mbak, aku keluar dulu ya sama Mas Andi," pamir Resti.

Ratna mengangguk sekilas, namun tatapannya menusuk ke Andi. Andi yang ditatap tajam oleh iparnya mendadak menarik Istrinya agar segera berangkat.

"Gue makin curiga sama tuh anak," gumam Ratna setelah kepergian Adiknya dan Andi.

Ratna beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah kamar yang ditempati Andi juga Resti.

Ia mendekat ke arah laci dan membukanya satu persatu.

"Gue yakin dia nyembunyiin sesuatu tadi," gumam Ratna.

Ia terus mencari tanpa mengobrak abrik barang barang yang ada dikamar itu. Namun tak menemukan apapun.

"Ck, awas aja lo kalau ketahuan."

****

Dilain tempat, Gio tengah menunggu istrinya menyelesaikan pekerjaan dicafenya. Sesekali ia melirik ke Gena yang seperti fokus dengan buku buku tebal juga kalkulatornya sambil memangku Dinda yang berceloteh gemas.

"Masih lama Gen?" Tanya Gio.

"Lumayan Mas, kenapa?"

"Saya mandi disini ya, gerah banget," sahutnya.

"Emang bawa baju ganti?"

"Ada kaos dimobil."

Gena mengangguk sekilas dan melanjutkan pekerjaannya lagi.

"Turun dulu ya, Papa mau mandi bentar,"ujar Gio sambil menurunkan Dinda dari pangkuannya.

"Sana sama Mama dulu," sambungnya.

Gena mendongak dan menyuruh anaknya untuk mendekat.

Sedang didalam sebuah mobil, pengemudinya nampak gusar dengan pikirannya sendiri. Istrinya yang berada disampingnya dari tadi mengamati.

"Kamu gak kenapa napa kan?"

Andi menoleh sekilas dan menggaruk tengkuknya. Laki laki itu adalah Andi, seperti yang dikatakan pada kakaknya tadi kini ia sedang keluar dengan Istrinya.

"Enggak apa apa kok, aku mau ketemu temen bentar di cafe depan ya. Kamu gak apa apa kan?"

Istrinya hanya mengulas senyum sekilas dan mengangguk.

"Kamu tunggu disini ya, aku cuma bentar kok," pamitnya sambil mengusap pelan kepala istrinya dan turun dari mobil.

Ia berjalan masuk ke cafe, sebelum ia mendatangi cafe ini terlebih dulu ia mencari tau apakah benar cafe ini milik seseorang yang ia kenal. Setelah sudah pasti baru ia berani mendatangi sekarang.

"Maaf, apa pemilik cafe ini ada?" Tanyanya pada pelayan cafe itu.

"Kebetulan ada pak, sudah ada janji?"

Andi menggeleng pelan

"Belum, tapi saya ada perlu sama dia."

"Kalau begitu saya sampaikan ke Ibu dulu pak, mohon tunggu sebentar."

Andi mengangguk sekilas dan melirik arlojinya. Ia tak ingin berlama lama disini, hanya ingin menyampaikan sesuatu pada orang yang akan ditemuinya.

"Mari Pak, sudah ditunggu beliau."

Andi menoleh dan mengangguk, mengikuti pelayan tadi ke tempat pemilik cafe itu berada.

Langkahnya makin mendekat ke arah perempuan yang tengah memangku anak kecil.

Perempuan itu mendongak dan menampilkan wajah kagetnya.

"Apa kabar, Gena?"

Wanita itu masih terbelalak kaget melihat siapa yang mengunjunginya.

_________________________________________

Hallo

TERNYATA SEKARANG SENIN, PANTESAN LEMAH LETIH LESU TIDAK LOPYU.

Oh iya, yang bilang musuhnya kucing kucingan... Tenang bunda bunda sekalian, ini baru awal. Entar muncul kok, tenang aja hahaha.

Btw, terima kasih yang masih setia mampir ke lapak ini.

Gue mau nyoba suasana baru, ya kali seneng mulu kek dapet uang kaget.

Sekali lagi, terima kasih yang masih mampir.

Hot Relationship  "After Marriage" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang