FOLLOW GUE DULU WOIIII!!!!
* * *
DISARANKAN UNTUK MEMBACA
"HOT RELATIONSHIP" YANG PERTAMA DULU YA GUYS, SUPAYA VIBES NYA DAPET❤️
***
Menjalani hidup bersama Gio seakan membawa semerbak kebahagiaan untuk Gena. Namun, setelah satu tahun lebih menikah...
Malam ini kami makan malam bersama, dari dulu gue jarang makan malam bareng bareng kayak gini. Nyokap Bokap lebih sering di Gudang, jadi kadang gue boyongin piring ke gudang supaya ada temennya Makan
"Alhamdulillah masih Pak, buat tambah tambah beli jajannya Dinda." Balas Mas Gio sambil terkekeh
Bisnisnya yang disini diurus Ayah, meski begitu Mas Gio tetap ikut memantau dari jauh. Seperti dulu, ada masalah dengan surat jalan barang, ia juga yang turun tangan. Sampai gue kira selingkuh sama janda bohay.
"Selama disini niatnya mau kemana aja? Masa gak liburan." Celetuk Ibuk
"Rencananya mau Gio ajak ke pantai."
"Ibuk sama Bapak sekalian ikut aja." Ajakku
"Ndak wis, kalian bertiga aja."
Kami melanjutkan makan malam dengan tenang, kecuali bocilku ini. Ngoceh terus.
* * * *
Seperti yang diucapkan tadi malam, hari ini kita berniat berjalan jalan ke pantai -lebih tepatnya ide Mas Gio-, dari jaman belum nikah sampai sekarang punya buntut nggak pernah liburan sama sekali. Menyedihkan gak sih masa pacaran gue sama dia
Emang kita pacaran?
Kampus-rumah-keliling kota-mak jum, gitu mulu. Sekalinya ke luar kota, diajakin seminar. Emang nggak ada yang bener alur cerita cinta gue dulu. Satu lagi, ketemunya di Anonymous. Mau ngejawab apa kalau anak gue udah gede, terus nanya..
"Mama Sama Papa Dulu Ketemunya Dimana?."
Ya kali gue jawab ketemu di Anonymous dengan posisi Bapaknya sange. Kan ya kagak mungkin
"Wuihh.. seneng ya anak Papa? Haha.. maaf ya, Papa baru kali ini ajak Dinda liburan." Ujar Mas Gio yang berjalan diatas batuan sambil menggendong Dinda
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jangan ke tengah Mas." Peringatku
Anak dan Bapak itu saling melempar tawa yang kini sedang asyik bermain air tanpa mau tau keadaan gue yang sekarang lebih mirip seperti ART ikut majikan liburan
Gue memilih duduk dipesisir mengamati Bapak Anak itu
"Gena, bukan?"
Gue menoleh kala seseorang menegur
Gue mengernyit sekilas mengingat ingat seonggok makhluk didepan gue ini
"Agus?"
"Sembarangan aja, aku Hisyam. Agus mah Bapakku." Protesnya
Gue tergelak sambil memukul pundaknya
"Sorry, sorry.. aku keingetnya Agus mulu dari dulu."
Seperti pada umumnya anak sekolah, dulu gue juga sering manggilin temen gue pake nama Bapaknya