Author
Sore hari diruang tengah kediaman Gio masih seperti biasanya. Dinda yang cerewet dengan seabrek mainannya dan Gio yang meladeni putri kecilnya. Mulai jadi Dalang Barbie hingga kuda poni ia lakoni untuk menjadi teman main anaknya.
Sedang Gena sendiri masih berkutat dengan perkakas dapur untuk menyiapkan makanan.
"Dinda main sama Aunty Tiara dulu ya, kepala Papa pusing."
Dinda kecil mengangguk sekilas. Gio sendiri memilih duduk disofa tak jauh dari anaknya. Ia memegangi kepalanya yang tiba tiba terasa berdenyut seperti tertusuk tusuk.
Tiara yang dari tadi duduk disebelah ponakannya namun fokus dengan laptop itupun menoleh.
"Kenapa Mas?" Tanyanya.
"Ha? Enggak, ini tiba tiba aja pusing. Kayaknya hari ini Mas terlalu banyak kerja."
"Aku panggilin Mbak Gena bentar," Tiara meninggalkan tempat itu dan menyusul Kakak Iparnya didapur.
Tak seberapa lama Tiara kembali dan disusul Gena.
"Mas.."
Ia mendongak mendapati istrinya yang memperhatikannya.
"Kenapa?" Sambung Gena.
"Pusing."
"Ya udah, makan dulu yuk. Habis itu minum obat."
"Tiara makan dulu," perintah Gena, sambil mengambil Dinda untuk digendongnya.
Gio maupun Tiara menurut dan menyusul Gena untuk makan.
"Jadi, gimana skripsi kamu?" Tanya Gio membuka obrolan di meja makan.
"Buset, udah kayak lagi bimbingan aja," sahut Tiara.
"Jangan santai santai, nanti temennya maju duluan kamu jadi panik," tegur Gio.
"Maka dari itu, bantuinnnn," rengek.
"Dih, apa apaan minta dibantuin. Gue aja dulu yang nyata nyata Dosbim suami sendiri aja kagak ada tuh minta bantuan, kecuali bantuin ngetik," sahut Gena sambil menyuapi Dinda.
"Emang iya?" Tanya Gio.
"Ngibul doang itu Mbak Gena," sahut Tiara saat ia sadar bahwa kakaknya ini tak mengingat. Hitung hitung adu domba demi skripsinya.
"Enak aja lo, gue mikir sendiri. Usaha sendiri. Jangan dibantuin dia Mas," sahut Gena.
"Lo mah kagak kasihan sama Adek sendiri."
"Justru gue kasihan kalau lo lulus bukan murni dari jerih payah lo sendiri."
"Minta bantuan tipis tipis doang kali aelah," rengek Tiara.
Gio sendiri tak menyahut lagi, ia meletakkan alat makannya dan memijat pelipisnya. Kedutan yang tadi ia rasakan pada kepalanya kembali menyerangnya lagi.
"Tipis tipis apaan, dulu jaman gue masih kuliah aja gue bantuin malah lo enak enak rebahan dan berakhir gue yang ngerjain," sungut Gena.
Telinga Gio berdengung, suara Istri dan Adiknya seakan hanya dengungan yang menyakiti telinganya. Rasa sakit pada kepalanya kian menjadi seperti tusukan tusukan menancap pada kepalanya. Ia menutup kedua telinganya dan bergantian memegangi kepalanya. Pengelihatan yang awalnya jernih kini mulai mengabur dan berkunang.
Brukk..
Kedua perempuan yang tadinya berdebat, kini spontan menoleh kearah Gio.
"MASSS!!!" Pekik keduanya.
Mereka berdua berlari kearah Gio yang tergeletak tak sadarkan diri disebrang meja.
"Mas.. Mas bangun.."
Gena menepuk nepuk pipi Gio namun tak ada sahutan.
"Mas Gio!! Bangun Mas!!" Panggil Tiara.
"Pa-panggilin satpam depan Tir, minta bantuan. Kita bawa Mas Gio kerumah sakit," perintah Gena.
Dinda yang ditinggalkan Aunty dan Mamanya berlari itupun ikut berjongkok di samping Papanya yang tak sadarkan diri. Ia menangis, memori kecilnya seakan mengingat saat Papanya pernah tak sadarkan diri seperti ini dirumah sakit saat itu.
Tiara yang keluar meminta bantuan, tak lama kemudian masuk dengan satpam. Gio yang masih belum sadarkan diri akhirnya diangkat dengan bantuan satpam untuk dibawa ke rumah sakit.
_____________________________________________
Hallo, eke balik lagi niccchhh
Gimana puasanya? Masih lancar? Haha, semoga ya.
Btw, terima kasih yang masih menunggu. Diusahakan update lagi secepatnya.
Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Relationship "After Marriage"
Teen FictionFOLLOW GUE DULU WOIIII!!!! * * * DISARANKAN UNTUK MEMBACA "HOT RELATIONSHIP" YANG PERTAMA DULU YA GUYS, SUPAYA VIBES NYA DAPET❤️ *** Menjalani hidup bersama Gio seakan membawa semerbak kebahagiaan untuk Gena. Namun, setelah satu tahun lebih menikah...