Dua Garis Biru

15.7K 1K 24
                                    

Author

Tok.. Tok.. Tok..

Gena mengetuk pintu di sebuah rumah yang tak lagi asing baginya.

Ceklek...

"Gen? Masuk masuk".

Rumah Juan. Kalau bukan kesini ia tak tau lagi mau kemana.

"Sayang.. ada Gena".

Panggilan itu mengingatkannya pada Gio, namun sayangnya Gio bukan laki laki yang selama ini ia anggap baik.

"Pucet banget Gen, lagi sakit?". Tanya sasa duduk disebelahnya.

"Lo mau kemana Gen? Bawa tas gitu". Timpal Juan sambil mengolak alik tas yang dibawa Gena.

"Gue mau cerita sekaligus mau nyusahin lo berdua untuk beberapa hari".

Juan dan sasa saling pandang lalu mengangguk.

"Gue berniat cerai sama Mas Gio".

"HA?!!!".

"Gila lo, yang bener aja".

"Jangan main main Gen".

"Lo kira kayak pacaran, bisa putus balikan".

"GUE BELOM SELESAI CERITAAAA!!!". Teriak Gena.

"Lanjut".

"Mas Gio selingkuh".

"HA??!!!!".

"Ralat, gue disini yang selingkuhannya. Dia punya anak istri dikampung".

"HAAAA???!!!!".

"HAHOHAHO mulu lo berdua, gue lagi sedih ini anjing". Ujar Gena yang makin pusing dengan dua sahabatnya ini.

"Bentar deh, lo kayaknya salah paham kayak dulu lagi deh". Timpal Juan.

Gena menggeleng sambil tersenyum getir.

"Istrinya dateng tadi, dia hamil. Udah beberapa bulan Mas Gio gak pulang kemereka. Pantesan kemarin kemarin Mas Gio sering balik kampung, alesan kerjaan. Terakhir kali dia balik, dia juga ketemu sama cewe".

Gena bercerita sambil menangis. Sasa memeluknya untuk menguatkan.

"Gue sebenarnya kurang yakin kalau Pak Gio bisa gitu. Tapi dilihat dari cerita lo dan ada bukti bahwa istrinya datengin rumah lo, gue jadi percaya. Gue kira Pak Gio gak bisa nyakitin lo Gen, ternyata gue salah". Ujar Juan.

"Sama, gue kira dari kebucinan Pak Gio dia gak mungkin bisa nyakitin. Ternyata sekalinya nyakitin gak tanggung tanggung". Timpal sasa.

"Gue minta tolong, kalau Mas Gio tanya keberadaan gue tolong jangan dikasih tau".

"Lo udah makan? Pucet banget soalnya muka lo". Tanya sasa yang khawatir dengan keadaan sahabatnya ini.

"Cuma lemes aja, kebawa syok kayaknya". Sahut Gena.

"Gue ambilin minum dulu".

Sasa meninggalkan Gena dan Juan diruang tamu.

"Gue masih gak habis pikir sama Pak Gio, kalau dia punya anak istri kenapa nikahin lo. Terus keluarganya kenapa iya iya aja". Ujar Juan.

"Orang tua Mas Gio gak setuju, jadi mereka nikah siri. Udah 5 tahunan". Sahut Gena dengan senyuman getirnya.

"Gila! 5 tahun? Terus ngapain nikahin lo bangsat". Juan menggeleng tak habis pikir dengan Dosennya itu.

"Gue cuma dimanfaatin mungkin, tuntutan orang tua".

"Gue hajar tuh orang kalau ketemu". Sahut sasa yang datang dari arah dapur.

Juan tampak menelfon seseorang.

"Hallo. Lo kesini ya, temen kita lagi ada masalah. Gena. Penting. Yoi gue tunggu".

"Diminum dulu, lo pasti haus". Sambung sasa.

"Lo aman disini, kalau dia macem macem biar gue sama reyhan septa yang ngehajar. Reyhan sama Septa lagi OTW".

"Gue gak apapa guys, gue cuma butuh tempat tinggal untuk beberapa hari". Ujar Gena.

"Terus, yang mau lo lakuin apa Gen". Tanya Juan.

"Gue mau ngajuin cerai".

Juan mengangguk, ia merasa kasihan dengan sahabatnya ini dan tak habis pikir dengan suami sahabatnya. Jika ia lihat, mereka sangat harmonis. Namun ternyata, suaminya seorang pemain licik.

"Saran gue, lo omongin bareng keluarga dulu. Mereka udah tau?". Tanya sasa.

Gena hanya menggeleng lemah.

"Gue belum ngomong, gue belum kuat ngeliat mereka kecewa".

Juan dan sasa mengangguk mengerti dengan keadaan sahabatnya ini.

"Lo kuat Gen".

Sasa memeluk Gena yang sesenggukan.

"HEH. GENA KENAPA".

Teriak Reyhan mengheboh memasuki rumah Juan disusul Septa.

"Sahabat kita lagi ada masalah".

"Hah? Lo gelud sama siapa Gen?". Tanya Septa.

"Pak Gio punya istri lain". Ujar Juan.

"HAHHHHH???!!!!!". sahut Reyhan dan Septa barengan.

"Yang bener lo".

"Tadi istrinya nyamperin kerumah mereka, hamil Tua".

"BUSETTTTT".

Gena tak lagi menceritakan, kini juan dan sasa lah yang menjadi juru bicaranya.

"Terus?". Tanya Reyhan.

"Gena berniat mengajukan gugatan cerai".

"Gue belum pernah berkeluarga Gen, gue gak tau harus kasih saran apa. Tapi menurut gue dan kalau gue diposisi lo, mungkin gue akan lakuin hal yang sama kayak lo. Semua bisa dimaafkan kecuali perselingkuhan". Timpal Reyhan.

"Minum dulu, supaya agak tenang".

Gena mengangguk dan meneguk minuman sirup buatan Sasa.

Namun baru saja meneguknya Gena sudah berlari ke kamar mandi.

"Kenapa tuh anak?".

Teman temannya bertanya tanya, Sasa menyusul Gena masuk ke kamar mandi.

HOEKK.. HOEKK... UHUK.. UHUK.. HOEK..

Sasa memijat tengkuk Gena.

"Gen..".

"Lo gak lagi..??". Ucapan Sasa menggantung, takut apa yang ia pikirkan benar.

"Gue gak tau". Sahut Gena.

Sasa berjalan mengambil sesuatu di kamarnya dan menyerahkan pada Gena.

"Gue takut sa". Cicit Gena

"Siap gak siap lo harus siap dengan hasilnya Gen".

Sasa menunggu Gena diluar untuk beberapa menit.

"Gen? Udah?". Tanya sasa.

Tak ada sahutan.

Ceklek..

"Sa..".

Sasa melihat hasilnya kemudian menatap Gena.

"Dua garis, lo hamil Gen".

Gena menangis sejadi jadinya.

"Gena kenapa?". Juan menyusul.

"Lo hamil Gen?". Pekik Juan melihat dua garis pada alat tes yang dipegang Gena.

"Pak Gio harus tau Gen". Ujar sasa.

"Jangan.. Gue akan rawat dia sendiri. Gue bisa".
_______________________________________

Hallo guysssss, balik lagi nihhhhh.

Kalau diposisi Gena, kalian akan apa? Kalau gue sih amit amit wkwkwkkwk.

Ada yang bisa nebak alur mereka kayak apa? Pantengin terussss.

Jangan lupa ninggalin jejak😡😤🥰🙏

Hot Relationship  "After Marriage" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang