Keterbukaan

5.6K 733 112
                                    

Author

Kedekatan Gio dengan anak dan istrinya semakin terlihat, dengan sedikit demi sedikit ia membuka ruang untuk Gena dan Dinda masuk dalam kehidupannya.

Seperti sekarang ini, ia tengah menatap dua orang yang masih memejamkan mata disebelahnya.

Tangannya terangkat menyingkirkan rambut yang menutupi sebagian wajah Dinda. Malaikat kecilnya itu tengah tertidur pulas ditengah tengah Gio dan Gena.

Senyumnya mengembang sekilas ketika melihat bibir mungil Dinda berkomat kamit seperti mengigau.

Lagi, ia mengembangkan senyumannya saat mengamati mereka berdua. Pikirannya menerawang bebas, ada sebagian dari hatinya yang menghangat mengingat bahwa ia kini memiliki keluarga.

Suara kumandang adzan subuh menyadarkan lamunannya. Dengan hati hati tak ingin mengganggu putri kecilnya tidur, ia melangkah turun dari ranjang.

Baru beberapa langkah, kini langkahnya terhenti. Ia menoleh dan kembali melangkah ke arah ranjang

"Gen.." panggilnya pelan

Ia menepuk pundak Gena pelan untuk membangunkannya

"Udah subuh, sholat dulu."

Panggilan Gio mengusik tidur Gena, ia melenguh pelan dan membuka matanya. Beberapa kali ia mengerjab, sebelum benar benar terbangun.

"Kenapa Mas?" Tanyanya pada Gio yang berdiri disamping ranjang

"Sholat dulu, udah subuh."

Gena mengangguk dan duduk pada ranjang mengumpulkan nyawanya yang belum sepenuhnya ikut bangun. Sedangkan Gio mengambil Wudu terlebih dahulu.

Sembari menunggu Gio selesai Wudu, Gena menata bantal dan guling di samping kanan dan kiri Dinda sebelum ia tinggal.

Suara decitan pintu bersamaan Gio yang keluar selesai Wudu mengalihkan perhatian Gena. Tanpa sepatah kata pun Gio melewati Gena dan membuka lemari pakaian. Gena pun sama, ia langsung mengambil Wudu.

Selang beberapa menit ia keluar dan melihat Gio duduk ditepi ranjang sembari membenarkan pecinya. Pakaiannya sudah berganti, ia kini mengenakan baju koko dan sarung serta peci dikepalanya.

"Kamu sholat dirumah? gak ke masjid?" Tanya Gena sambil mengambil mukenanya

Gio menoleh dan berfikir sejenak. Memang sejak ia menempati rumah ini, ia selalu berjamaah dimasjid.

"Saya imami kamu, boleh?" Pertanyaan itu sukses keluar dari mulut Gio yang terdiam beberapa saat

Gena menoleh dan mengernyit menatap Gio yang juga menatapnya

"Ngelawak kamu Mas?" Tanya Gena

Gio yang tak mengerti maksud Gena mengernyit kebingungan

"Gak ada yang ngelarang juga Mas, suami istri sholat bareng. Aneh kamu." Sambung Gena sambil terkekeh

Gena mulai memakai mukenanya, sedangkan Gio mengamati gerak gerik Gena. Lengkungan pada bibir Gio tercipta saat itu juga.

"Ngapain ngelamun, ayok." Tegur Gena

Gio sedikit terkejut saat Gena menyadarkannya, ia mengangguk dan menggelar sajadahnya didepan sedangkan Gena dibelakangnya

"Allahu akbar."

Gena sebagai makmum mengikuti Gio

••••••

Kedua tangan Gena maupun Gio sama sama mengadah untuk berdoa kepada sang pencipta selama beberapa menit.

Hot Relationship  "After Marriage" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang