Pamit

10.2K 1K 18
                                    

Author

Di Gazebo sebelah selatan terlihat beberapa kelompok saling menghadap ke laptop masing masing.

"Gimana? Udah daftar?".

"UDAH DONGGGGG". Sahut Gena semangat.

"Biasa aja lah anjing". Sahut Septa sambil melempar pulpen.

"Saran Gue, lo pacarin aja Bu Frida Mas. Mayan tuh ye, bisa kayak mbak Gena tapi versi Istriku Dospemku". Sahut enteng Tiara sambil memakan kuaci.

"Sembarangan aje looo... Gue mikir sendiri kali ye, Mamas lo bantu bagian ngetik ngetik doang kali". Sahut Gena tak terima.

"Idiww, gue juga masih waras kali. Bu Frida mah seumuran emak gue". Protes Septa.

"Wahh, pada sibuk ya?".

Gena menoleh dan mendapati Andi berjalan mendekat ke arah tempatnya.

Ia buru buru berpindah tempat, tak ingin Gio salah paham lagi.

"Paan sih nyempil dimari, sono masih lebar". Protes Reyhan kala Gena duduk disampingnya.

"Gena dapat jatah Sempro kapan?". Tanya Andi.

"2 Minggu lagi pak, masih full minggu minggu ini ternyata".

"Gena mah jalur orang dalam". Celetuk Juan.

"Gue slepet juga tuh mulut, gue pake otak gue sendiriii".

"Pak, gak ada niatan bantuin saya nih". Ujar Reyhan.

Meskipun Andi terbilang Dosen baru, namun ia berhasil membaur dengan mahasiswanya.

"Gak bisa dong, saya kan cuma membimbing. Contoh si Gena, dia pake pikirannya sendiri". Jawab Andi.

"Udah gue bilang, keluarin kartu as nya". Ujar Tiara tiba tiba.

"Apaan?".

"Pepet Dospemnya".

"Masa gue pepetin Pak Andi sama Pak Gio sih, dikiranya gak normal gue". Sahut Reyhan dan mendapat gelakan dari teman temannya.

Dospem Gena dan Reyhan kebetulan sama, yaitu Andi dan Gio.

"Mau kemane lo?". Tanya Sasa melihat Gena membereskan barang barangnya.

"Pulang. Bobok cantik, lelah hayati dengan tugas akhir ini". Sahut Gena.

"Mau saya antar?". Tawar Andi.

Semua mata tertuju ke Andi, kaget dengan ucapannya yang nyari Mati.

"Terima kasih pak, saya sama Pak Gio". Sahut Gena.

"Ntar malem gue kerumah lo ya". Ujar Reyhan ke Gena.

"Gak gak, ganggu waktu gue aja lo".

"Tau diri dong Rey, lo mah jombo kalau Gena enggak. Masa lo ganggu sih". Sahut Septa.

"Mulut lo sompralll". Gena membekap mulut septa.

"Gue duluan yak, udah ditungguin. Saya duluan pak". Pamit Gena.
_______________________________________

Parkiran

"Udah nongkrongnya Bu?". Sambut Gio.

Gena hanya nyengir dan masuk ke mobil.

"Sayang?".

"Hm?". Gena menoleh ke Gio.

"Besok Mas balik kerumah Bunda".

"Kok mendadak gitu? Ngapain?".

"Ada urusan, pegawai Mas ada yang ditahan. Katanya surat jalan kayunya bermasalah. Jadi Mas harus urus ke kepolisan sama pihak Kehutanan". Terang Gio.

"Lama?".

Gio tersenyum dan menggenggam tangan Gena.

"Mas usahain enggak. Palingan gak nyampe seminggu udah balik kesini lagi".

"Aku ikutttt". Rengek Gena.

"Gak usah, nanti kamu malah kecapekan. 2 minggu lagi Sempro, kan harus ngurus berkas berkasnya juga".

"Aaaaaaa.... aku sendirian dong dirumah".

"Biar ditemenin Tiara ya, nanti mas suruh dia nginep".

"Janji jangan lama lama ya". Rengek Gena.

Gio terkekeh pelan dan mengacak pelan puncak kepala Gena.

"Iya sayang.. Mas juga mana bisa jauh jauh dari kamu sih".
______________________________________

Keesokan Harinya

"Mas gak bawa apa apa?". Tanya Gena.

"Enggak, dirumah juga banyak baju Mas".

"Mas berangkat ya, baik baik dirumah jangan ngeluyur mulu. Gak usah deket deket sama laki laki lain. Inget udah punya suami".

"Busetttt bosss, kek mau ditinggal minggat keluar negeri aje". Celetuk Tiara merusak vibes suami istri ini.

"Ganggu aja". Balas Gio.

"Kamu juga ya Mas".

Gio mengangguk disertai senyuman.

"Kiss dulu, buat bekal".

"YAELAHHHHHH". Protes Tiara dan keluar rumah tak kuat berada dalam satu ruangan dengan Kakaknya.

Cupp.

"Yang ini?". Gio menunjuk bibirnya.

Cupp.

Seperti biasa, itu bukan hanya kecupan. Melainkan lumatan.

"Mas pamit ya, nanti kalau udah sampai Mas hubungi".

Gena mengangguk dan menyalimi tangan Gio.

Mereka keluar rumah untuk mengantar Gio berangkat.

"Udah pamitannya? Alay bat sih". Celetuk Tiara.

"Kamu mah belum ngalamin Nduk, coba aja nanti kalau udah nikah". Balas Gio.

Gio mengulurkan tangan ke arah Tiara dan disambutnya malas.

"Nitip salam gak ke mantan yang bikin Tremot sebadan?".

"PAAN SIHHH. UDAH SONOO BERANGKATTTT".

Tiara mendorong Gio agar cepat naik mobil.

"Mas berangakat, Dadaaaa".

Gio melambaikan tangan dan menjalankan mobil.

Tiara maupun Gena setia mengamati mobil Gio keluar dari halaman rumah sampai akhirnya tak terlihat lagi.

Tiara memandang Gena sambil menaik turunkan alis.

"WAKTUNYAAAAAA....".

"NJAJANNNN".

Sepertinya memang benar kata Tiara, ia benar benar beruntung menjadi ipar Gena karena modelannya sefrekwensi dengannya.
______________________________________

Hallo guys...

Gue ngerasa ini kagak seru sih, bingung juga gue mau nulis apaan. Lagi sumpek dikerjar Pak Bos. Bukan dikejar kayak Gena-Pak Gio. Inimah gue dikerjar setoran kerjaan kantor.

Sorry ya kalau garing, ntar gue bikin yang agak menantang jiwa dan raga. Munculin pelakor dan pebinor misalnya awkwkwkwk.

Tengkyu yang masih mampir❤️

Hot Relationship  "After Marriage" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang