MENGAPA?

29.5K 5K 1.3K
                                    

"Tak perlu khawatir ku hanya terluka, terbiasa tuk pura-pura tertawa. Namun bolehkah sekali saja ku menangis? Sebelum kembali membohongi diri."

-Runtuh

Ayoo, absen disini! Kalian baca ini jam berapa?

●ᴥ●●ᴥ●●ᴥ●

"Bibi aku minta maaf! Aku sungguh tidak akan melakukanya lagi! Aku berjanji bibi!"

Wanita paru baya menjambak rambut seorang gadis kecil sekitar umur empat tahun lebih, menariknya menuju ke kamar mandi.

"Anak tidak tau diri! Tidak tau di untung! Kemari, aku akan memberikan mu sebuah hukuman!"

Blurrr

Wanita itu mencelupkan kasar kepala gadis kecil itu hingga gelagapan.

"Aku menyuruh mu untuk pergi ambil pakaian dan kau malah enak-enakkan main hah?!"

Gadis kecil itu hampir kehabisan napas, tangan mungilnya mencoba melawan tapi bisa dipastikan kekuatan nya tidak akan sebanding.

Hampir di akhir napas, wanita paruh baya itu akhirnya menarik kepala gadis kecil dengan keras.

"Hahh.. hahh..hahh.. ukhuk.. ukhuk.."

Napas terengah-engah dan batuk terdengar dengan jelas.

Gadis kecil itu memegangi kepalanya yang masih di jambak kuat.

"Bi-bibi.., aku sungguh tidak main. Aku pergi ke perpustakaan untuk membaca disana. Aku tidak berbohong bibi! Aku tidak berbohong!"

"Si sialan satu ini! Sudah di seperti inikan masih saja mau berbohong lagi! Akan ku beri pelajaran kau agar tak berani berbohong dengan mulut dusta mu lagi!" Ucapnya diakhiri dengan senyum miring.

Wanita paruh baya itu langsung menarik baju punggung gadis kecil itu, mengambil puntung rokok yang ada di mulutnya, dengan wajah yang amat marah padam diarahkan sudutan rokok yang di ujungnya masih terdapat bara panas.

Gadis kecil itu menggeleng kuat, matanya sudah mengeluarkan air mata dengan deras menahan rasa sakit di kepalanya.

"Tidak! Kumohon bibi! Aku berjanji tidak akan pernah kemana-mana lagi. Bibi kumohon maafkan aku!" Gadis kecil itu berteriak memohon.

Wanita itu tidak peduli, disudutkan nya bara api itu ke punggung gadis kecil.

"ARGHHH!"

Wanita itu seolah tuli dengan erangan kesakitan yang gadis kecil itu rasakan, dia melakukanya berkali kali di setiap titik punggung gadis kecil itu.

"SAKIT!! AKU MOHON HENTIKAN! MAAFKAN AKU BIBI! MAAF, AKU YANG SALAH! AKU YANG SALAH ARGHHH!"

"BERHENTI MENANGIS BRENGSEK!" Wanita itu menjambak rambutnya semakin kuat.

"ANAK SIALAN SEPERTIMU TIDAK DIPERBOLEHKAN UNTUK MENANGIS, ATAU KU BUNUH KAU NANTI!"

"Bahkan kalau aku membunuh anak dari jalang sepertimu, semesta tidak akan memperdulikan nya." Wanita itu sedikit terkekeh.

Wft! Papa?!  |ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang