Keputusan 2!

55.5K 7.6K 1K
                                    


Ayah.

Satu kata berjuta arti. Kalimat yang didalamnya mengandung banyak tanggung jawab, yang mana jika seseorang yang belum siap sudah menjadi ayah maka semua hal akan sangat merepotkan.

Dan kata itu sebentar lagi melekat pada seorang bernama Erlangga Saputra Dirgantara.

Ya, dari sekian banyaknya keputusan yang pernah Erlan pilih, hanya keputusan ini yang membuatnya berfikir berulang ulang kali.

Sudah pernah dibilang sebelumnya, bahwa Erlan adalah seorang yang merencanakan semua hal yang akan dia lakukan. Tapi untuk pertama kalinya Erlan memutuskan sesuatu yang tak pernah ada dalam rancangan kehidupanya.

Menjadi seorang ayah.

Erlan bahkan tak bisa menebak apa yang akan terjadi setelah dia memilih untuk menjadi 'satu kata berjuta arti' itu. Tapi yang pasti, Dia hanya ingin mengikuti bagaimana Drama semesta membawanya dengan gadis kecil itu.

"Ad ada apa tuan kesini?"Ucap seorang wanita.

Ngomong ngomong sekarang Erlan dan Miky ada di Panti Asuhan Meta. Erlan ingin meminta semua Dokumen tentang Meta. Erlan merasa semakin semakin cepat semakin baik.

Benar bukan?

Erlan juga blum pulang selama tiga hari karna ia punya pekerjaan di luar kota. Bahkan selama itu Erlan terus memikirkan tentang Kontrak itu. Hingga pada akhirnya Erlan memutuskan untuk langsung pergi ke Panti Asuhan Meta setelah pulang dari Tugas luar kotanya.

Jangan tanya bagaimana Ekpresi Miky saat itu. Otak Miky bagai Dilema, bagaimana tidak Seseorang yang telah menjadi Bos nya bertahun tahun itu seperti berubah 360 derajat.

"Bisakah kita bicara didalam?" Miky berbicara halus pada wanita paru baya itu yang bahkan sekarang ia sudah keringat dingin dan Seperinya itu Merry.

"Ahh, Eee maaf tuan--Silahkan, silahkan masuk" Merry mengarahkan untuk masuk.

"Buatkan Tuan Erlan Mi-- " Merry tampak menyuruh seseorang, tapi sudah di cegah sebelumnya oleh Erlan.

"Tak Perlu. Saya akan keintinya aja" Dingin Erlan. Erlan memang bukan pria yang di definisikan baik jika dia merasa tidak nyaman dengan seseorang.

"Ba baik tuan, anda ada urusan apa ya tuan?" Dari caraa bicaranya saja Erlan bisa simpulkan bahwa wanita didepanya ini sedang gugup, pasti dia sudah tau apa yang terjadi saat terakhir kali Erlan kesini dan tentu saja tentang Meta juga.

"Begini Nona, Sebenarnya keinginan kami kesini adalah untuk meminta semua Dokumen tentang Nona Meta. Tuan saya--Erlan berencana untuk mengadopsi Nona Meta." Jelas Miky.

"Hah?!" Merry tampak terkejut. Erlan yang dari tadi melihat tingkah laku wanita ini tersenyum miring, lebih tepatnya senyum menyepelekan.

"Hehh. Kenapa? Kau takut tak ada lagi yang akan jadi bahan pelampiasan kalian hah?" Datar Erlan.

Erlan jadi memikirkan beberapa hari yang lalu. Saat Meta sakit dan baru sampai di Rumah Erlan. Gadis kecil itu pingsan dan mau tak mau Erlan meminta Melisa untuk mengelap tubuh Meta yang penuh dengan keringat.

Tapi lagi lagi Erlan dibuat naik darah setelah Melisa menjerit dan menagis sesegukan. Yang dia dan Melisa lihat sungguh sesuatu yang bahkan tak pernah Erlan pikirkan sebelumnya. Saat itu juga Erlan cepat cepat memanggil dokter pribadinya kembali.

Mereka melihat sesuatu yang anak kecil seharusnya tak pantas mendapatkannya. Punggung Meta dipenuhi luka sayat, luka cambukan, bahkan beberapa sundutan rokok. Luka sayat dan dan sudutan rokok itu tampak sudah lama, tapi cambukan itu masih tampak baru. Beberapa luka sayat tidak di obati dengan benar hingga membuat luka itu sedikit membusuk.

Wft! Papa?!  |ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang