Tempat baru? 2

92.4K 9.8K 134
                                    

Meta yg merasa mulai ada yg aneh karna tidak terjadi apa apa mulai membuka matanya dengan takut.

Meta menengok sekeliling didalam benda itu. Ia yg awalnya berfikir saat dimasukan kedalam itu ia akan berubah manjadi moster atau akan menghilang selamanya.

"Apa sih? Kok ga ada apa ap- Atau sekarang aku udh di luar angkasa atau di jaman dinososorus!? Ah.. Cepat sekali.. Ga asik" gerutu meta.

"Tapi syukur juga sih meta ga kenapa kenapa.. Hehehe" cengiran meta yg.. Ah begitu lah terlalu imut untuk dijelaskan.

Paasttt

Tiba tiba pintu benda itu terbuka dan mengeluarkan banyak sekali asap.
Kaya yg ade di pilem pilem itu loh:v

Mata meta membelanga dengan leher yg agak maju karna kagetnya. Ia melihat pria dingin itu yg muncul pertama kali saat pintu benda itu terbuka.

"Paman aneh?! Itu paman aneh?" bingung meta yg bicara dalam hati. Mempertanyakan apa yg sebenarnya terjadi.

"Ayo keluar." kata erlan dengan ekpresi datar sambil memasukan kedua tanganya di saku celananya dan jalan menjauh dari meta.

Meta memberanikan dirinya mengikuti erlan. Gadis kecil itu berjalan sambil di melirik intens oleh paman paman botak yg ada disana. Itu sungguh membuat meta tidak nyaman.
.

.

.

Meta dan erlan keluar dari ruangan keren itu.

"Paman kita mau kemana?" tanya Meta untuk kesekian kalinya karna Erlan sama sekali tak menggubris apa yg dikatakan gadis kecil itu.

Tapi bukan Meta namanya kali ga keras kepala. Sampai muka Erlan terlihat kesal dengan banyak sekalu pertanyaan dari gadis kecil ini.

"Kau udah bertanya sebanyak 25 kali berturut turut. Tidak bisa kah kau diam?!" Erlan mengerutkan alisnya menatap meta dengan tajam.

"Makanya kasih tau kalo kita kau kemanaaaa?" rengek Meta yg benar benar sebal dengan sifat pria itu.

"Pamannnnnnn!"

"Pamannnnnnn!"

"PAMANNNNN!"

Erlan memberhentikan langkahnya dan mengusap kasar wajahnya.

"Apa?! Kau ini berisik sekali! Benar benar merepotkan" Entahlah ada apa dengan Erlan biasanya tidak ada satupun orang yg berani bicara dengan nada tinggi dengannya.

Lalu sekarang? Ah~ Entahlah biasanya ia akan mematahkan leher orang yg berani membuatkan marah.

"Kau akan ikut ke rumahku. Jangan berfikir aku simpati pada mu. Aku hanya akan menampung mu dan membuang mu nanti. Dengar tidak?!"
Ucap Erlan dengan panjang lebar.

Meta merasa pria yg sedang marah marah denganya itu sebenernya adalah orang baik. Aneh memang tapi memang begitu. Meta punya insting yg sangat tajam pada seseorang.

Dan Meta merasa Erlan itu orang yg baik.

"Okehh!" tangan Meta membentuk jempol dengan cengiran khasnya.

Itu membuat Erlan sedikit terbelanga dengan sifat gadia kecil di depanya itu. Lalu ia mulai berjalan kembali keninggalkan Meta yg masih bertahan dengan cengiranya itu.
.

.

.

Mereka bejalan keteras rumah itu. Meta mulai mengidik ngeri.

Yaps.. Rumah yg dia akan ia tinggalkan itu terletak ditengah hutan lebat bahkan ia tak melihat satu rumahpun yg ada di situ selain rumah yg cukup besar, yg sekarang dia injak.

Meta melihat sekeliling tampat itu dan matanya tertuju pada mobil hitam yg keren.

Di samping mobil itu ada seorang pria yg berdiri dengan Jas hitam tengah tersenyum kearah meta.

Meta mulai mengikuti Erlan yg selalu saja meninggalkannya di belakang.

Erlan berhenti di depan mobil keren tadi lalu berbicara sesuatu pada pria berjas itu.

Lalu tiba tiba pria berjas itu membungkukkan tubuhnya untuk memberi hormat.

"Halo Nona aku Miky. Senang bisa mengenal anda. Saya adalah asisten pribadi tuan Erlan" ucap pria itu sambil memberi sanyum termanisnya kepada Meta.

Meta yg melihat itu juga langsung membungkuk untuk memberi salam dan memperkenalkan dirinya.

"Ak.. Aku Meta. Senang berkenalan dengan paman miky.. Hehehe" meta yg terlihat sangat imut ketika ter cengir itu membuat Miky tertawa kecil.

"hahahaha.. Nona panggil saja saya Miky. Tak perlu pakai paman. Itu membuatku terkesan. Hahaha" tawa kecil miky berhenti ketika Erlan melirik nya dengan tajam.

"Eh. Eh. Eh itu tidak boleh.. Tidak sopan namanya. Paman kan udh tua harus dipanggil paman dong." Meta berkacak pinggang dan memasang muka tidak terimanya. Persis seperti ibu ibu yg marah anaknya ga mau makan.

"Ah Nona aku rasa kau berlebihan kalau memanggilku Paman. Hehehe"

"Tidak itu tidak benar. Aku harus menghormati orang yg lebih tua."

" Ah Nona tidak usah.. Panggil aku Miky saja."

"Tidak! Aku mauny-"

"Kau boleh panggil dia apa saja. Paman, bibik, nenek, kakek, atau apapunn kau blh memanggilnya.Dan sekarang cepat naik! Aku tidak suka menunggu." ucap Erlan yg sudah ingin naik ke dalam mobil.

"Paman aneh itu menyebalkan kan? Ku harap kau bahagia dengan Paman aneh itu" bisik meta yg dibalas dengan tawa kecil dari Miky.

"Aku bisa mendengarnya." kalau bisa dijelaskan mungkin sekarang kepala Erlan sudah mengeluarkan asap.

"hihihi... Baiklah baiklah.. Ayuk naik paman miky." meta menarik tangan miky untuk masuk kemobil.
.

.

.

Meta memilih duduk di depan di samping Miky.

Sebenernya Miky sudah memohon pada meta untuk duduk di belakang dengan Erlan.

Tapi meta sudah mengambil posisi duduk enak di depan.
Dan mau bagaimana lagi 'Bukan meta kalau ga keras kepala'
.

.
Mobil mereka melaju melewati hutan yg lebat itu.

Disepanjang jalan Meta terus terusan bicara yg.. Tidak penting.

Miky hanya merespon apapun yg dikatakan gadis kecil itu dengan "oh, benarkah, bagaimana bisa"

Sebenernya miky takut banyak bicara karna tuanya itu sama sekali tidak suka keributan.

Tapi selama perjalanan yg 'cukup' berisik ini Erlan sama sekali tidak protes. Ia hanya diam sambil melihat layar Handponenya.

Miky merasa bahwa dikehidupan tuanya yg datar itu akan lebih berwarna dari adanya gadis kecil.

oOo


Kalo kalian suka ama cerita abal abal ku ini tekan bintang ya gaisss dan tingalin kritik saran kalian 😊💕
Typo itu pacar aku inget ya P.A.C.A.R aguu.
Jadi maaf banget klo typo nya ga bisa ilang😭
Dan babayy 💕



















Wft! Papa?!  |ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang