Malam ini malam yang sendu. Dihiasi bintang bintang dan angin sepoy sepoy yang ikut didalamnya.Erlan pergi kekantornya setelah drama tentang makan memakan tadi sore. Kelihatnya itu penting. Tentu saja karna itu menyangkut Pekerjaanya.
Sekarang Meta di jendela kamar yang ditempatinya. Naik di atas kursi untuk melihat banyaknya bintang yang sedang menyelimuti dinginya malam.
Dia berfikir sejenak dan beberapa kali tertawa kecil tentang bagaimana akrapnya dia dengan orang di rumah ini. Yang bahkan bisa dibilang mereka baru bertemu.
Meta merasa nyaman disini. Dia bisa mengobrol dengan santai tanpa ada orang yang menghinanya atau memojokannya seperti biasanya.
Tapi meta harus berfikir keras. Dia tau jelas dunia sekejam apa. Jika dia lagi lagi diam maka mungkin saja hidupnya yang mengerikan akan terulang kembali.
"Aku harus bagaimana?" Meta menatap langit penuh resa.
"Apa mereka akan mengembalikan ku lagi kesana?" sendu terlihat jelas di mata gadis kecil itu.
"Nona?" Panggilan seseorang berhasil membuyarkan lamunan Meta. Meta menengok arah suara itu. Melisa.
"Bibi besar?" tatap tanya dari Meta. Melisa lantas menyelimuti Gadis kecil itu dengan selimut berbulu yang hangat.
"Nona disini dingin. Anda akan masuk angin kalau anda seperti ini." lembut Melisa.
"Ahh~ Terimakasih!" Meta benar benar terharu. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya ada yang peduli pada nya.
"Sama sama Nona~."
"Nona,ada apa? Ini sudah malam. Apa anda tidak mengantuk?"
"Eee.. Belum. Sebentar lagi. Aku ingin melihat bintang sebentar lagi"
"Hehehe baiklah. Aku akan menunggu disini, Okey?"
"Tidak usah. Bibi besar pasti lelahkan? Lebih baik tidur saja. Aku bisa menutup jendelanya sendiri kok. Tenang aja. Kau bisa tidur sekarang"
"Tidak Nona~ Aku hanya ingin menemani anda. Lagipula aku sama sekali tidak lelah."
"Aku? Bibi besar ingin menemaniku? Hahaha terimakasih lagi" jawab Melisa hanya tertawa kecil.
Meta kembali menatap langit itu tersenyum kecil.
"Langit malam ini cantik kan bibi besar?""Iyaa.. Malam ini cantik nona. Tapi Nona lebih cantik~" ucapan Melisa sontak membuat gadis kecil itu tertunduk malu. Wajahnya merah sekarang.
Untuk pertama kalinya--Lagi, Dalam kehidupan Anak bernama Meta itu ia mendapatkan pujian yang tak pernah dia dapatkan dihidup lamanya.
Itu benar benar membuat meta bahagia!
"Oh ya bibi. Aku boleh tidak bertanya?" Meta menatap wanita didepanya itu.
"Tentu. Ingin bertanya apa nona?"
"Eeee.. Anuu.. Bibi tau arti hidup?" Meta bertanya sambil menunduk. Memaikan ibu jarinya.
"Hidup?" Meta hanya menganguk kecil.
"Emmm.. Nona ingin jawaban tentang pendapat ku atau tentang yang di dalam buku?"
"Bibi!" Meta menaikkan anda suaranya lalu menurunkannya kembali "Aku ingin mendapat bibi"
"Hehehe.. Baiklah baiklah~" Meta kembali menatap Melisa dengan tampang serius.
"Emm.. Menurutku hidup itu adalah tentang bagaimana nona menghargai diri anda sendiri dan tentang bagaimana dunia yang menghargai nona."

KAMU SEDANG MEMBACA
Wft! Papa?! |END
Teen Fiction[TERBIT] "Bagaimana bisa pria iblis itu mengadopsi seorang putri?!" Begitulah Dunia mengatakan tentang keputusan gila seorang pria yang sangat berpengaruh didunia. Erlangga Saputra Dirgantara seorang pria kaya dan tampan tetapi memiliki sifat yang s...