Bagaimana kalau Nana?

54.2K 6.7K 674
                                    


●ᴥ●●ᴥ●●ᴥ●●ᴥ●●ᴥ●

"Bagaimana Erlan? Kau bisa menjelaskan semuanya?" Sandra bertanya dengan mata berapi api.

"Tentu my" Erlan menjawab dengan santai.

"Kalau begitu beritau aku siapa anak itu dan dari mana dia?" Dia menatap Erlan tajam dan penuh aura intimidasi.

"My, eee.. Apa perlu ku beritau?" Erlan sedikit bingung.

"Tentu. Saja." Sandra menekan setiap katanya.

Erlan menghela napas pelan lalu kembali memegang tangan ibunya tersebut.
"Momy, dia tidak baik"

Sandra menyeritkan dahinya. Putranya ini bicaranya berbelit Belit sekali.
"Hah? Apa yang kau katakan? Gadis kecil itu tidak baik? Ap-apa dia seorang psikopat?!"

Sandra terlihat panik sekarang. Sedangkan Erlan masih duduk tenang menatap ibunya.

Erlan tersenyum kecil menatap ibunya lembut.
"Bukan dia yang psikopat, tapi dunia yang ia jalani lah yang psikopat"

Lagi lagi Sandra kebingungan. Ia menggelengkan kepalanya.
"Erlan, Momy tidak mengerti"

"Gapapa, nanti juga tau sendiri. Susah kalau dijelaskan mom, emang semuanya nampak membingungkan" Erlan lembut pada ibunya itu.

Nyonya Sandra tertawa kecil sambil mengaduk secangkir teh panasnya, ia mengigat perbincangan mereka kamarin di kantor Erlan.

Sandra cukup terkejut dengan apa yang dilakukan putranya itu. Itu seperti suatu sihir yang lucu untuk dilihat tapi tidak logis jika dipikirkan. Pria kecil nya sekarang sudah tumbuh menjadi pria dewasa.

Sandra tersenyum kecil, ia merasa seperti putranya benar benar berubah untuk dekat dengan gadis kecil itu. Erlan yang egois, yang selalu ingin menang sendiri itu sekarang menjadi pria bijaksana yang peduli pada orang lain. Walau masih terlihat jelas wajah angkuh yang tidak pernah bisa berubah sejak dulu, tapi Sandra bisa liat bagaimana putra nya itu mencoba berubah sikapnya demi gadis kacil itu.

Sandra tau kalau Erlan adalah orang yang sangat keras kepala jika menentukan suatu hal, tapi ia masih kurang percaya bahwa apa yang ia katakan tentang mengadopsi seorang putri itu benar adanya.

Sampai tadi malam ia melihat dengan mata kepala sendiri apa yang dilakukan pria kecilnya itu. Ia benar benar tidak percaya bahwa Erlan tidak main main tentang ucapannya.

Sandra datang karna berita ini sudah sampai terdengar di telinganya. Dia benar benar marah dan kecewa saat itu, bagaimana bisa putra satu satunya mempunyai anak tanpa bicara dengannya? Apa lagi kalau dipikir itu anak perempuan yang belum Erlan nikahi, dan hampir saja Sandra ingin mematahkan leher putranya itu jika itu benar adanya.

Suara langkah yang berlari lari memudarkan lamunanya. Itu normal Karna hampir di setiap rumah ini dipasang Keramik Granit, ya itu keramik termahal dan itu adalah pilihan sang pemilik rumah nya tentunya. Rencana nya Sandra ingin merubah seluruh keramik yang ada di rumah ini, tau sendiri seperti apa berbahayanya Keramik Granit untuk anak kecil. Sekali anak itu kepeleset, dia tinggal ngep. Dan Sandra sama sekali tidak ingin itu terjadi pada cucu pertamanya.

Wft! Papa?!  |ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang