61. SI GAGAK HITAM, KHARAHAM.

4.4K 650 104
                                    

YO WARGA BUMI! INI RIYUU!👽😜

AYOO ABSEN DISINI!
BAGAIMANA PERASAAN KALIAN HARI INI, OKEE KAN?

AYOO VOTE AND COMMENNN YANG BANYAK!
KALO COMEN TEMBUS 500++ BESUUK PAGI/SIANG AKU BAKAL UP LAGI! HIHIHI~

HAPPY READING WARGA BUMI!

●⁠ᴥ⁠●●⁠ᴥ⁠●●⁠ᴥ⁠●

Juna melangkahkan kakinya di koridor, berjalan keluar karena jam kerjanya telah usai. Orang-orang di sekitar menyapa dengan senyum merekah dan di jawab dengan anggukan kecil dan senyuman manis oleh Juna.

Pria itu mengambil ponsel dari saku jasnya, menelepon nomer yang tertera disana, nomer rumah nya.

Menunggu beberapa detik untuk diangkat oleh orang ujung sana, Juna terus melangkahkan kakinya menuju tempat dimana dia memarkirkan mobilnya.

Seseorang diujung sana akhirnya menggangat teleponnya, suara ceria dengan bahkan mendengar suaranya saja Juna bisa paham bagaimana wajah yang di tampilkan orang diujung sana.

[Heelllooo~]

Juna terkekeh kecil.
"Haaloo manis, bagaimana hari mu?"

[Paman baik yaa? Hari ini menyenangkan! Aku kedatangan teman baru dikelas!]

"Begitu ya~" ujarnya lembut. "Aku pulang cepat hari ini, ada yang kau inginkan? Aku akan mampir dan membelinya untuk mu~" Juna berucap sambil memasuk ke dalam mobilnya.

[Heemmm... Tidak ada, aku tidak ingin apapun sekarang hehhehehe~]

"Sungguh? Apa kau tidak ingin es krim atau buku baru?"

Suara di ujung sana terdiam sesaat.
[Ya! Aku tidak menginginkan apapun! Pulang saja dengan selamat paman baik! Aku menunggu~]

Juna terkekeh kecil.
"Okeey, aku pulang sekarang~"

[Hati-hati!]

"Siap tuan putri~" Juna menjawab dengan lembut, mematikan telepon nya lalu melemparnya ke kursi samping.

Sambil menghela napas kasar, Juna menyenderkan punggungnya dengan frustasi. Dia mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya, mengambil napas panjang dan menghembuskannya dengan kuat. Pria itu tiba-tiba merubah raut wajah berseri nya tadi menjadi wajah dingin dengan mata tajam. Cukup menakutkan.

Juna menyalakan mobilnya, melaju meninggalkan parkiran pabrik itu.

Disepanjang perjalanan, cuaca di luar sana sangat cerah, menampilkan langit biru membentang dengan hanya sedikit awan tergantung. Namun di dalam sini, Juna sama sekali tidak terlihat bersemangat. Tak ada suara radio yang biasa dia dengar saat berkendara, hanya ada kesunyian dalam diam yang menyelimuti mobil ini.

Bahkan dengan riuh pikuk jalanan kota, pikiran Juna seolah melayang entah buana.

Dia menatap tanggal yang tertera di layar dashboard. Dua hari lagi untuk membawa gadis kecil itu pergi. Ya... hanya tinggal dua hari lagi.

Juna menghela napas pelan. "Tidak apa-apa Juna. Semuanya akan berjalan baik. Gadis kecil itu akan baik-baik saja. Tidak apa-apa..." Juna bergumam, matanya berubah cemas.

Pikirannya terkalut, setelah pertemuannya dengan Joel hari itu, membuatnya tak bisa merasa tenang.

Ya, pria tanpa identitas itu menamai dirinya Joel, hanya Joel tanpa nama keluarga atau nama ayah. Dia pria dengan sejuta identitas, tak ada yang benar-benar menjadi jati dirinya sesungguhnya. Si Profesor Adi itu hanyalah sebagian kecil tipuannya yang pernah dia lakukan seumur hidupnya.

Wft! Papa?!  |ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang