53. ERLANGGA DAN LUKANYA

9K 1.4K 196
                                    


HALLOO SEMUANYA!
DAH LAMA TIDAK KETEMU, AYO ABSEN!

HAPPY READING!

●⁠ᴥ⁠●●⁠ᴥ⁠●●⁠ᴥ⁠●

BREAKING NEWS! Dirgandara Company diduga melakukan sebuah penelitian ilegal yang dapat mengancam keseimbangan dunia.

TRENDING TOPIK! Dirgandara Company dikecam puluhan negara. Beberapa fakta terkait rumor Dirgandara Company.

"Tuan, beberapa hari belakangan kita menjadi trending topik pembicaraan dari media massa."

"Semuanya semakin kacau, ribuan orang mulai berdemo mencari tau tentang kebenaran berita ini tuan."

Miky memberikan sebuah Ipad kepada Erlangga yang tengah duduk di kursi kerjanya. Layar itu menampilkan ribuan pencarian tentang berita ini dan beberapa orang mulai bersuara dan memberikan banyak sekali pendapat buruk tentang rumor Perusahaan Dirgandara Company ini.

Erlangga menekuk alisnya, wajah datar dan mata kosongnya melihat ribuan situs yang hanya berisi tentang kejadian itu, sebuah penelitian yang bisa mengancam keseimbangan dunia.

Erlangga menaruh Ipad itu agak kasar, mengambil segelas air putih yang ada di mejanya dan meminum nya hingga hampir tak tersisah.

"Aku mengerti, ayo kita berangkat sekarang."

Erlangga berdiri, merapihkan dasinya dan berjalan keluar dari ruang kerja rumahnya.

"Kemana tuan?"

Erlangga menengok kearah Miky dengan wajah merasa aneh.
"Kerumah ibumu, ke perusahaan lah. Diam saja disini tidak akan menyelesaikan apapun."

"Tapi pasti akan banyak sekali para wartawan yang menunggu disana tuan. Anda bisa kerepotan."

Erlangga menghela napas berat, lalu memutar bola matanya malas.

"Kau pikir aku ini baru pertama kali di wawancara, hah?"

"Apa yang harus direpotkan Miky? Bukannya hidup ku memang penuh dengan orang-orang seperti para wartawan itu?" Ucap Erlan tegas lalu berjalan lagi tanpa ragu.

•••••

Dalam perjalan di mobil, sama sekali tidak ada pembicaraan antara sekertaris dan bos nya ini. Dua orang yang hanya fokus pada diri mereka masing-masing. Miky yang fokus menyetir dan Erlangga yang fokus melihat layar handphone nya.

Entah apa yang ada dipikiran pria tulen berusia 30 tahun itu, dia beberapa kali melihat handphone dan sebuah dokumen bergantian selama berkali-kali. Seolah Erlan menyamakan informasi yang sedang dia lihat disana.

Pria itu menekuk alisnya dengan mata sedikit terbelangak. Menutup dokumen dan menyingkirkan nya ke kursi sebelahnya, mencoba menjauhkan benda itu tadi pandangan matanya.

Erlangga melihat kearah luar, sedang hujan.

Tidak lebat, tapi langit gelap suram menjelaskan semuanya.

Seorang pria dengan perasaan linglung disini, rasa hampa dan kosong yang tidak bisa dia jelaskan.

Tiba-tiba kantung jas nya terasa bergetar, Erlan dengan agak malas mengambil handphone yang bergetar itu lalu mengangkat telpon yang tertulis; Kakek, disana.

"Selamat siang tuan Erlangga."

Alis Erlan tertekuk bingung, suara ini bukan suara pria tua sialan yang dia tau.

"Saya sekertaris tuan Juanda, tuan Juanda mengundang anda untuk datang ke dalam pesta teh kecil nya."

"Beliau berharap anda bisa datang sekarang tuan Erlan, di cafe Rebecca."

Wft! Papa?!  |ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang