Erlan Dan Meta

68.9K 8.2K 833
                                    


"APA YANG KALIAN LAKUKAN PADA META KU?!"

"Meta ku? Ck. Konyol sekali. Bagaimana bisa aku bicara seperti itu. Astaga." Erlan menyeruput kopi hitamnya. Duduk di balkon kamarnya. Membayangkan 2 hari lalu ia mendapatkan drama kehidupan luar biasa yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

"Hahaha" Tawa renyah Erlan.

"Aku sudah kehilangan akal ya? Siapa pun tolong tenggelamkan aku." Erlan menyender Frustasi pada kursi santai nya.

Betapa malunya Erlan sekarang. Membayangkan seberapa paniknya ia saat itu.

Ketika dia berteriak kepada pengurus itu. Dia langsung pergi kedalam mobil sambil di ikutin Miky dibelakangnya.
Erlan terus mengumpati Miky untuk cepat membawa Mobil itu. Ia berbicara heboh untuk segera membawa Meta ke Rumah Sakit, Klinik atau apapun yang berkaitan dengan orang sakit. Bukan sakit jiwa tapi.

Miky mencari dengan bantuan Maps. Tapi rupanya RS dikota itu dengan mereka cukup jauh. Ditambah lagi dengan hujan dan kemacetan kota itu. Jadilah jiwa iblis Erlan marah besar. Dia jadi heboh sendiri. Dan terbentuk lah sinetron 'Bos ku begini karna begitu'.

Akhirnya Erlan yang kesal pun menelepon Dokter pribadinya untuk datang kesana dengan membawa helikopter yang tentu saja itu miliknya juga.

What the hell!?

Tentu saja itu menjadi perbincangan warga kota itu. Melihat seorang pria tampan sedang menelepon sambil marah marah dipinggir jalan. Lalu tiba tiba datang sebuah helikopter membawa dokter.
Sungguh Sinetron yang luar biasa bukan?

Dan benar saja. Sinetron membawa helikopter itu sangat membantu. Mereka datang sangat cepat. Dan sigapnya Erlan langsung memberikan Meta untuk di periksa dengan dokter dihelikopter itu. Muka Erlan sangat panik saat Dokter memeriksa Meta. Bahkan para anak buah yang mengawal Helikopter saja nampak galau merana melihat Ekspresi yang diperlihatkan Erlan. Sangat aneh untuk orang keperti Erlan.

"Tuan. Nona Meta sudah bangun tuan." Seorang pelayan bicara di balik pintu kamar Erlan cukup keras. Hingga Erlan dapat mendengarnya. Ya begitulah Erlan, Dia tak suka ada yang masuk kekamarnya jika bukan hal yang sangat penting. Jadi berbicara di depan pintu memang sudah biasa.

"Ya. Tunggu. Aku akan segera kesana"

"Baik tuan."

"Akhirnya bocah itu bangun juga. Merepotkan sekali." Lalu Erlan berjalan keluar kamar. Ada Perasaan senang, lega, dan resa pada Erlan saat tau gadis kecil itu bangun.

"Yo!" Teriak gadis kecil yang sekarang tangah duduk diatas kasurnya. Bibirnya masih pucat. Tapi sudah teriak teriak saja.

"Apa Yo Yo Yo?!" Erlan baru datang dan gadis itu menyapanya dengan 'Yo'. Apa apaan itu?!

"Aku hanya menyapa. Memangnya salah." Cemberut kecil muncul di bibir kecil pucat Gadis kecil itu.

"Ck. Seharusnya kau berterimakasih pada ku karna aku telah menyelamatkan nyawa mu itu, huh."

"Baiklah baiklah. Terimakasih Paman yang tampan seeeee---dunia. Hehehe"

"Huh, Kau memuji ku kalau ada maunya saja kan" ketus Erlan. Ia tak sadar bahwa sekarang dua insan itu telah menjadi bahan tontonan menyenangkan disitu. Kalo diberi kesempatan, para pelayan pasti ada yang nekat beli Popcron buat nontonin manusia berbeda umur tapi sifatnya hampir sama kalau bertemu itu.

Wft! Papa?!  |ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang