"Hai perkenalkan, aku jiwa yang bertahan." - Daur Hidup.
Ada Meta di lagu indah ini. Dia jiwa yang bertahan.
**
Ayooo! 1/100 seberapaa exciteddd di chapter ini?!
HAPPY READING!
●ᴥ●●ᴥ●●ᴥ●
"Apa pria itu juga akan senang saat aku memanggilnya ayah? Hehhehe~"
Huh?
Juna mendelik kan matanya kaget.
Meta masih tersenyum lebar kearah Juna. Terlihat tak terjadi apa-apa.
Meta bangkit dari duduknya, dia membersihkan celana nya dari pasir yang ikut menempel disana.
"Ayo pulang~" Meta berucap, mengambil ember berisi kerang yang tadi dia kumpulan.
Gadis kecil itu berjalan menjauh, meninggalkan seorang pria yang masih terpaku kaget.
Juna berkedip cepat, sadar bahwa gadis kecil itu sudah berjalan pergi meninggalkannya.
Jantung Juna berdetak kencang, dia tampak sedikit ketakutan.
Tidak, tidak, tidak mungkin.
Juna berdiri, menyusul Meta dengan isi kepala nya yang berisik.
Juna tampak cemas, apa maksud gadis kecil itu? Siapa orang lain yang dia maksud? Tidak mungkin kan jika dia...
Juna yang tertunduk berpikir mengangkat dagunya cepat, memperhatikan dari jarak yang cukup jauh seorang gadis kecil yang membawa seember penuh kerang disana, tak dapat di percaya tangan mungil itu sungguh lebih kuat dari yang terlihat.
Juna memandang punggung gadis kecil itu, menatapnya dengan intens. Meta itu... terlihat semakin mirip dengan Kharaham.
Sosok yang tak dapat di jelaskan.
Juna berjalan cepat menghampiri Meta, ketika jarak mereka mulai menipis, Juna berhenti.
"Meta..." Meta berbalik, menatap bingung.
"Kenapa kau tak pernah memanggil ku ayah?"
Meta terdiam, alisnya tertekuk bingung. "Kenapa-"
"Jawab." Tekan Juna.
Meta sedikit kaget, lalu dia tersenyum simpul, "Aku akan memanggil mu Ayah mulai sekarang, paman~"
Juna tak merespon, bukan jawaban seperti itu yang dia mau. Gadis kecil ini kenapa? Ada apa dengan nya?
Juna mulai bertanya-tanya, memutar memori di kepala selama setahun bersama gadis kecil ini.
Dia sadar, Meta itu... terlalu tenang.
Dia bertingkah layaknya tak pernah ada kejadian dimana dia ditinggalkan saat dia di dalam kandungan, bertingkah seolah semua hari-hari berat yang dia lalui sendirian itu tak pernah terjadi padanya.
Dia bertingkah seolah Juna adalah paman baiknya, bukan pria yang menangis di depan tempat penjemputan sekolahnya. Bukan pria yang mengatakan bahwa dia adalah ayahnya yang telah lama pergi.
Meta terlalu tenang, untuk seorang anak kecil yang melewati banyak hal berat selama umur hidupnya.
Juna masih diam. Tidak mungkin, sedari awal gadis kecil ini... tau.

KAMU SEDANG MEMBACA
Wft! Papa?! |END
Genç Kurgu[TERBIT] "Bagaimana bisa pria iblis itu mengadopsi seorang putri?!" Begitulah Dunia mengatakan tentang keputusan gila seorang pria yang sangat berpengaruh didunia. Erlangga Saputra Dirgantara seorang pria kaya dan tampan tetapi memiliki sifat yang s...