TigaPuluhSatu

43.1K 5.2K 728
                                        



●ᴥ●●ᴥ●●ᴥ●●ᴥ●

"Apa bibi tidak akan menjawab pertanyaan ku?"

"Tidak"

Meta hanya mengangguk tanpa ingin melanjutkan pertanyaan kembali.

Meta tidak percaya ia bisa mengobrol dengan orang yang ingin sekali menikahi papanya. Rupanya yang diucapkan papa nya tentang dia yang begitu tenar adalah fakta, dan wanita muda ini adalah contohnya.

Jika boleh diutarakan, bolehkan Meta yang seperti ini mengasihani orang lain? Cukup menyedihkan saat mendengar bagaimana bibi ini rela melakukan apapun untuk seseorang seperti papanya. Bahkan saat mendengar pertama kali kalau dia akan menikahi Erlan, hal pertama yang ada dipikiran Meta adalah; Kenapa begitu percaya diri?

Dia tidak kaget ataupun merasa kesal, hanya tidak percaya saja orang yang begitu tulus ini memberikan cintanya pada papanya yang..., Ah sudahlah.

"Hahh~ Aku tidak percaya mengobrol hal semacam ini pada seorang bocah kecil" tutur Alia tiba tiba.

" Kau bicara begitu pasti karena sudah nyaman di adobsi oleh Erlangga ya? Kau pasti dipenuhi rasa kasih sayang dari dia kan?" Lanjut Alia, dari nadanya penuh dari frustasi.

Meta mengerutkan alis nya tidak setuju, bibi ini seperti bicara bahwa ia mengatakan ini karena ia sudah kenal baik dengan Erlan, tapi bukan begitu maksudnya.

"Tidak! Aku kan sudah bilang, kami hanya sebatas kontrak! Nanti setelah kontrak selesai aku dan papa akan menjadi orang asing.., begitu!" Jelas Meta.

Alia mengerutkan alisnya kembali, lalu setelah itu ia tertawa kecil. Meta merasa wanita muda di sebelahnya ini tidak mengerti dengan kontrak yang dia maksud. Apa kata katanya sulit untuk dimengerti? Meta sudah bilang berkali kali kalau ini adalah hubungan sebuah kontrak antara dia dan papa nya, mereka akan berhenti menjadi sebuah keluarga, dan kembali manjadi orang asing yang saling tak kenal jika nanti waktunya sudah tiba, dantentang adopsi itu ada didalamnya. Ohh, atau jangan jangan wanita muda ini tidak tau maksud tentang kontrak?

"Apa kau tidak mengerti dengan apa yang ku maksud?!" tanya Meta agak sebal.

"Tau kok, tau" katanya seperti mengejek.

Meta mengalihkan pandanganya kesal, membiarkan angin menyapu rambut dan wajahnya yang mungil.

Kau pasti dipenuhi rasa kasih sayang dari dia kan?

Meta jadi teringat kalimat Alia beberapa saat lalu, ia menekuk bibirnya, menghela napas lalu kembali menyenderkan dagunya pada pagar. Banyak pertanyaan mulai terlintas dipikirannya, sesuatu yang mengganjal hatinya dan mungkin sesuatu yang menyakitkan kalau di bicarakan.

"Ngomong ngomong soal kasih sayang tadi..,"

"Huh..?"

Meta menghentikan kalimatnya ditengah tengah, Alia yang melihat itu memasang wajah penuh tanya.

"Bibi, aku tidak begitu mengerti seperti apa deskripsi tentang kasih sayang, aku tidak bisa menemukan jawaban yang pasti di buku"

Banyak buku dan kalimat yang sudah Meta baca di umurnya yang masih belia,
dari buku pula Meta menemukan jawaban tentang banyaknya pertanyaan didalam dirinya. Tapi, tidak banyak juga buku dan kalimat yang tidak bisa memberikan dia jawaban yang jelas tentang pertanyaannya, salah satunya adalah..,

Sebuah kasih sayang?

Meta mempertanyakan arti maksud dari sebuah kasih sayang, banyak pertanyaan yang selalu Meta simpan tentang kata itu. Pada saat umurnya dua tahun, Meta pernah membaca buku dengan akhir cerita yang berkalimat; si anak tupai akhirnya bertemu orang tuanya dan ia hidup bahagia dipenuhi kasih sayang.

Wft! Papa?!  |ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang