Chapter 4

26.2K 3.3K 22
                                    

HAPPY READING 💕

°•°

“Nona, sudah selesai.”

Sandra membuka matanya setelah dua jam menutup mata saat dirinya dirias oleh Ryana dan ketiga pelayan lainnya. Begitu dia melihat dirinya di pantulan cermin, Sandra lantas tersenyum lebar dengan penampilannya sekarang. Gaun pilihan Baroness Rowell telah melekat di tubuhnya, rambut putih saljunya dikepang menyamping dengan mutiara kecil disematkan di sisi yang sama. Sangat cantik. Sandra tidak pernah berhenti memuji kecantikan yang dimiliki Cassandra ini.

“Terima kasih. Kalau begitu, aku pergi sekarang. Kalian juga pergilah, yang lain pasti membutuhkan.” Sandra berujar, kemudian dia melangkah keluar kamar, tidak lupa sebuah tas kecil berisi dua kotak hadiah yang diperuntukkan untuk Christopher dan Calvin.

Karena upacara dan pesta kedewasaan Christopher diadakan di ruang utama kediaman Nearsen, Sandra memilih untuk masuk lewat pintu lain yang tidak diketahui oleh tamu undangan. Begitu masuk ke tempat pesta diadakan, ternyata acara sudah dimulai dan kini Christopher tengah memberikan pidato. Bahkan keluarga kekaisaran telah hadir dan duduk di meja khusus bersama Archduke Nearsen, Archduchess Nearsen, dan Calvin.

Sandra dapat melihat dua bangku kosong di sana, dapat dia tebak salah satunya milik Christopher dan satu untuk dirinya. Tetapi, Sandra lebih memilih untuk berdiri dipojok ruangan saja.

Selain lebih nyaman sendiri, di tempatnya berdiri juga banyak sekali jamuan yang disediakan. Kebetulan Sandra lapar. Jadi, menikmati jamuan lebih penting ketimbang basa-basi dengan yang lain. Apalagi setelah ini akan ada pertempuran, energi Sandra harus full kalau tidak ingin kalah duluan.

Begitu Christopher menyelesaikan pidatonya diiringi riuh tepuk tangan, para tamu langsung mengerubungi pemuda itu. Memberi ucapan selamat serta memberi pujian atas isi pidatonya. Sandra sih tidak peduli. Urusan perut lebih penting ketimbang hal lain. Terlalu sibuk makan, Sandra sampai tidak menyadari bahwa dirinya diperhatikan oleh seseorang untuk waktu yang lama.

“Tidak ku sangka, kau sungguh datang.”

Ucapan penuh kesinisan dan keheranan itu kontan membuat Sandra tersentak hingga sedikit tersedak. Gadis itu mendelik sebal ketika netra kelabunya menangkap sosok Christopher berdiri di sebelah kanannya. Kapan pemuda ini datang? Kenapa Sandra tidak sadar?

“Kau terlalu sibuk makan sampai tidak menyadari kehadiranku,” sindir Chris seolah tahu apa yang dipikirkan Sandra. Lelaki itu memiringkan kepalanya dengan mata menyipit. “Seharusnya kalau sudah datang, temui dulu Baginda Kaisar dan memberi salam. Bukan makan dulu yang didahulukan. Aku sama sekali tidak mengerti kenapa Ayah mengizinkanmu datang ketika kerjaanmu hanya makan.”

“Memangnya kau berharap aku melakukan apa? Apa kau ingin aku melakukan sesuatu di luar nalar di pesta ini?” Sandra menukas dongkol. “Lagi pula, aku lapar. Setelah aku sadar, kalian ‘kan tidak pernah memberiku makanan yang layak. Jadi, jangan salahkan aku yang sedang kelaparan ini.”

Melihat Chris bungkam dengan pandangan datar membuat Sandra menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia mengambil gelas berisi jus jeruk untuk meredakan rasa perih di kerongkongannya akibat tersedak tadi.

Dalam minumnya, Sandra melirik pada Chris yang masih bergeming di sampingnya. Lelaki itu hanya diam menatap Sandra, bahkan tidak menanggapi beberapa gadis yang sempat ingin menyapanya. Aneh sekali.

Lairene : The DESTINY Of Snow White Haired GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang