Chapter 33

10.6K 1.5K 68
                                    

HAPPY READING 💕

°•°

"A-ah, kulihat kita satu kelompok. Mohon kerja samanya, ya!" ucap Fiona sekali lagi nada ceria, dia berusaha keras untuk tidak terlihat takut di depan Sandra.

Sandra berdeham pelan dan mengangguk sekilas. Gadis itu kemudian berlalu pergi ke tempat duduknya. Kebetulan sekali bel masuk sudah terdengar, jadi dia tidak perlu membuat alasan yang tidak perlu.

Fiona menghela napas kecewa, bahunya terkulai lemas. Gadis itu menunduk dalam. Wajahnya yang tertutup helai rambut ungunya perlahan mengubah ekspresinya. Seringai kejam yang tidak pernah siapapun lihat terukir begitu lebar di wajah cantiknya. Setelah beberapa saat terdiam, Fiona menghela napas dalam. Gadis itu melihat ke arah tempat Cassandra duduk. Pandangannya menatap penuh minat pada pemadangan itu. Dengan seringai yang berusaha disembunyikan, Fiona melanjutkan langkahnya menuju tempat duduk Cassandra.

"Pertandingan kemarin, Anda benar-benar hebat, Lady Cassandra. Banyak yang tidak menyangka Anda akan mampu mengalahkan Ketua Dewan Xavier tanpa menggunakan sihir. Anda bahkan berani menusuknya."

Sandra hanya tersenyum masam mendengar pujian dari gadis bernama Emiliana ini.

Jujur saja, Sandra malah tidak suka mendengar kalimat semacam itu.

Entah sudah berapa banyak orang yang mengatakan itu padanya, namun Sandra masih belum terbiasa dan rasanya ingin menenggelamkan dirinya di danau dekat hutan.

Sandra tidak paham apanya yang hebat dari memenangkan pertandingan hanya dengan menggoda Xavier lalu menusuknya. Itu hanyalah sebuah trik yang tiba-tiba muncul di otaknya ketika sudah di tebing jurang. Sandra tidak punya cara lain. Kalau saja kemarin gagal, Sandra sudah terlempar ke jurang dan menempati peringkat terbawah.

Dia hanya beruntung.

Sandra duduk di samping Emiliana dengan tangan terlipat di dada dan mata terpejam. Emiliana tidak berkata apa-apa, hanya melirik pada Sandra dan tubuhnya sedikit tegang saat gadis dingin itu duduk di sebelahnya. Bukankah tadi gadis itu bawel dan memujinya? Kenapa tiba-tiba berubah menjadi takut begitu?

Sepertinya Sandra merasakan ketegangan Emiliana. Gadis itu membuka matanya dan menatap pada Emiliana. "Kau tidak perlu merasa takut padaku, Lady Louise."

Emiliana menoleh terkejut dan mengerjapkan matanya berkali-kali. "Hah?"

"Kau sangat takut padaku, ya?"

"Ah, tidak, bukan seperti itu," elak Emiliana melambaikan tangannya. "Aku hanya mengingat saat kau bertarung kemarin. Kau terlihat menakutkan saat itu."

Aku hanya bersikap sesuai keadaan. Jangan melihatku seperi itu karena aku jadi terlihat seperti monster! protes Sandra dalam hatinya.

Sandra kembali memejamkan matanya. "Aku tidak memakan orang, Lady Emiliana. Selama kau tidak mencari masalah denganku, aku akan bersikap baik padamu."

Kini, Emiliana benar-benar menatap Sandra, kemudian mengangguk. "Baiklah, aku mengerti."

Suasana kelas seketika hening ketika seorang guru mulai menginjakkan kaki di kelas. Guru itu bertubuh gemuk dengan kacamata bulat yang terus nangkring di hidungnya selama puluhan tahun terakhir. Profesor Leon, begitu anak-anak memanggil sang kepala sekolah yang akan mengawasi kelas 1-A hari ini.

Lairene : The DESTINY Of Snow White Haired GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang